News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Lagi Server Pemerintah Jepang Diretas, Perangkat Lunak Project Web Lemah

Editor: Johnson Simanjuntak
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Kantor PM Jepang di Nagatacho Tokyo

Laporan Koresponden Tribunnews.com, Richard Susilo dari Jepang

TRIBUNNEWS.COM, TOKYO -  Setelah 26 Mei lalu server pemerintah diretas, 76.000 alamat email karyawan dan mitra bisnis pemerintah dicuri pihak ketiga, kini (2/6/2021) kembali server pemerintah diretas orang tak bertanggungjawab, bukti lemahnya piranti lunak Project Web sistim Fujitsu.

"Akses tidak sah ke perangkat lunak berbagi informasi Fujitsu, yang banyak digunakan oleh kantor-kantor pemerintah dan perusahaan, mengalami  kebocoran data terkait sistem informasi Pusat Keamanan Cyber Kantor  Kabinet Sekretariat Jepang 2 Juni lalu telah terungkap," ungkap sumber Tribunnews.com Jumat (4/6/2021).

Server dari kantor pemerintah atau perusahaan tempat sistem Fujitsu digunakan  dan perangkat lunak yang disebut "Project WEB" tempat personel sistem berbagi informasi proyek, telah diakses secara ilegal, termasuk Sekretariat Kabinet, Kementerian Pertanahan, Infrastruktur, Transportasi dan Pariwisata, dan Kementerian Luar Negeri, ternyata pekan lalu ada kebocoran informasi.

Pusat Keamanan Siber  Sekretariat Kabinet Jepang mengkonfirmasi kebocoran data terkait konfigurasi perangkat sistem informasi internal, tetapi juga ditemukan bahwa informasi pribadi baru bocor.

Bocoran  nama 170 orang dari 90 organisasi, termasuk instansi pemerintah dan perusahaan yang mengikuti pelatihan berbagi informasi dengan Pusat Keamanan Siber Kabinet telah dicuri pihak ketiga.

Pusat Keamanan Cyber Kabinet mengatakan, "Kami akan terus meminta Fujitsu untuk melaporkan penyebab dan tindakan untuk mencegah terulangnya kembali, dan kami akan memperkuat kewaspadaan dan pemantauan kami terhadap akses yang tidak sah."

Perangkat lunak ProjectWEB Fujitsu banyak digunakan oleh kantor publik dan bisnis.

Akkhir Mei lalu juga para peretas mengakses perangkat lunak di Bandara Narita di sebelah timur Tokyo dan mencuri data pada kontrol lalu lintas udara, mendorong pusat keamanan siber nasional Sekretariat Kabinet untuk memperingatkan perusahaan yang menggunakan perangkat lunak tersebut.

Pada hari Rabu (26/5/2021), kementerian pertanahan, infrastruktur dan transportasi melaporkan bahwa setidaknya 76.000 alamat email karyawan dan mitra bisnisnya bocor, bersama dengan data pada surat internal dan pengaturan Internet kementerian.

Pusat keamanan siber melaporkan bahwa data pada sistem informasi pusat dicuri dari beberapa kantornya.

Pejabat di pusat tersebut mengatakan mereka telah mengambil langkah-langkah untuk mencegah serangan menggunakan data yang bocor, dan bahwa mereka akan terus meningkatkan kewaspadaan mereka.

Fujitsu telah menangguhkan layanan perangkat lunak untuk menyelidiki cakupan serangan.

Perusahaan mengatakan sedang berkonsultasi dengan kantor yang terkena dampak dan akan sepenuhnya mendukung klien yang mengalami kerusakan.

Kepala Sekretaris   Kabinet Katsunobu Kato mengatakan kepada wartawan, "Tidak ada kerusakan pada sistem pusat keamanan siber Sekretariat Kabinet yang telah dikonfirmasi, dan bahwa operasi pusat tersebut tidak terganggu."

Kato menambahkan bahwa keamanan siber harus diperketat, karena peretas dapat menargetkan Olimpiade dan Paralimpiade Tokyo mendatang.

Sementara itu upaya belajar bahasa Jepang yang lebih efektif dengan melalui zoom terus dilakukan bagi warga Indonesia secara aktif dengan target belajar ke sekolah di Jepang nantinya. Info lengkap silakan email: info@sekolah.biz dengan subject: Belajar bahasa Jepang.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini