TRIBUNNEWS.COM - Dua kereta api di Pakistan mengalami tabrakan pada Senin (7/6/2021), pukul 03.38 pagi waktu setempat.
Kedua kereta penumpang tersebut yaitu Millat Express dan Sir Syed Express.
Kecelakaan tersebut terjadi di provinsi Sindh, Pakistan Selatan.
Dikutip Tribunnews dari Dawn.com, laporan terbaru mengabarkan, sedikitnya 32 orang tewas dan lebih dari 100 orang terluka akibat insiden itu.
Pada Senin pagi, Millat Express melaju dari Karachi pada pukul 03.28.
Kemudian, kereta tersebut tergelincir ke jalur lain pada pukul 03:38.
Baca juga: KRONOLOGI 2 Pegawai PT KAI Tewas Tersambar Kereta saat Bertugas, Diteriaki Berkali-kali oleh Warga
Sir Syed Express yang datang dari Rawalpindi pun menabrak Millat Express.
Kedua kereta tersebut pun terbalik.
Tim penyelamat datang dan membawa korban luka ke rumah sakit terdekat.
Beberapa di antaranya diperkirakan berada dalam kondisi kritis.
Seorang pejabat senior di distrik Hokti, Usman Abdullah, mengatakan kepada Reuters bahwa jumlah penumpang yang masih terjebak di dalam kereta sulit untuk diperkirakan.
"Ada sekitar enam hingga delapan gerbong yang hancur total," kata Abdullah.
"Ada sleeper train, kelas AC, dan kelas ekonomi, di mana ada antara 47 hingga 50 orang di satu kereta dan sekitar 50 hingga 60 orang di kereta lainnya," imbuhnya.
Sementara itu, Perdana Menteri Pakistan, Imran Khan, mengaku terkejut dengan kecelakaan itu.
Ia berjanji akan melakukan penyelidikan penuh mengenai insiden maut tersebut.
"Terkejut dengan kecelakaan kereta api yang mengerikan di Ghotki dini hari tadi yang menyebabkan 30 penumpang tewas.
(Saya) telah meminta Menteri Perkeretaapian untuk datang ke lokasi & memastikan bantuan medis untuk yang terluka & dukungan untuk keluarga yang meninggal.
(Saya) memerintahkan penyelidikan komprehensif ke dalam jalur kesalahan keselamatan kereta api," cuit Imran Khan di Twitter @ImranKhanPTI, Senin (7/6/2021).
Baca juga: Kronologi Transjakarta Mogok di Rel Kereta Api Halimun, Seluruh Penumpang Dipastikan SelamatÂ
Media lokal melaporkan, seorang pejabat setempat mengatakan bahwa kereta bantuan telah dikirim ke lokasi kecelakaan.
Pusat saluran bantuan juga telah disiapkan untuk penumpang.
Rumah sakit di daerah tersebut turut disiagakan untuk menangani korban.
Di media sosial, rekaman dari lokasi kejadian menunjukkan puing-puing beberapa gerbong yang tergeletak.
Beberapa orang masih terjebak.
"Tempatnya jauh dan itulah mengapa kami menghadapi beberapa masalah dalam penyelamatan," kata juru bicara kereta api, dilansir AFP via BBC.
Hingga kini, belum jelas apa yang menyebabkan kereta tergelincir dari rel.
Baca juga: 213 Orang Terluka dalam Tabrakan 2 Kereta di Malaysia, Korban Ceritakan Detik-detik Kecelakaan
Kecelakaan Kereta Api di Pakistan
Kereta api adalah transportasi yang sangat sering digunakan di Pakistan.
Kalangan kelompok berpenghasilan menengah dan rendah menjadi penumpang yang paling banyak ditemukan.
Jalur kereta api di negara ini membentang sepanjang dan seluas batas Pakistan.
Di sisi lain, serangkaian kecelakaan kereta api yang merenggut nyawa telah terjadi di Pakistan selama beberapa tahun terakhir.
Menurut laporan media lokal, antara 2013 dan 2019, 150 orang tewas dalam kecelakaan kereta api.
Sering kali, kecelakaan disebabkan oleh tergelincirnya kereta dan tabrakan di perlintasan kereta api tak berawak.
Juli 2020 lalu, 21 orang tewas akibat kecelakaan kereta api.
Peristiwa itu terjadi di dekat Sheikhupura, provinsi Punjab.
Kala itu, sebuah kereta api dari Karachi ke Lahore menabrak sebuah van yang membawa peziarah Sikh.
Pada Oktober 2019, kebakaran yang disebabkan oleh tabung gas menewaskan lebih dari 70 penumpang di kereta api dari Karachi ke Rawalpindi.
20 orang juga tewas dalam kecelakaan kereta api beberapa bulan sebelumnya, pada Juli 2019.
Data dari Pakistan Railways menunjukkan, ada 757 kecelakaan kereta api antara 2012 dan 2017.
Artinya, setiap tahun terjadi rata-rata sekitar 125 kecelakaan.
Menurut pihak berwenang, tiga penyebab utama kecelakaan kereta api di Pakistan adalah kurangnya perawatan rel, masalah sinyal, dan mesin yang sudah tua.
Angka korban seringkali tinggi karena kereta api dipadati dengan jumlah penumpang yang jauh lebih banyak daripada yang seharusnya.
(Tribunnews.com/Citra Agusta Putri Anastasia)
Berita lainnya seputar kecelakaan kereta api