"Dengan meningkatnya COVID-19, kami mendesak IOC [Komite Olimpiade Internasional], Pemerintah Jepang, Pemerintah Metropolitan Tokyo, dan Komite Penyelenggara untuk mengambil keputusan yang tepat dan membatalkan acara tersebut secepatnya," tulis Utsunomiya Kenji, pengacara Jepang yang menulis petisi, dalam rilis berita.
"Saya tidak mengerti alasan diadakannya Olimpiade ketika sistem perawatan medis kita sudah dalam keadaan runtuh," kata seorang perawat Jepang yang menandatangani petisi itu.
"IOC sangat tidak bertanggung jawab," tulis pemohon lainnya.
"Meskipun saya merasa kasihan pada para atlet, ada orang lain yang lebih saya kasihi."
Banyak orang Jepang kehilangan kesabaran dengan pandemi, dan tidak berharap lockdown yang sedang berlangsung akan banyak membantu mengendalikan penyebaran virus.
Bar tidak dapat menyajikan alkohol dalam keadaan darurat, dan tempat karaoke juga ditutup.
Beberapa warga Jepang yang frustrasi telah minum di jalan-jalan, Associated Press melaporkan.
"Medali emas menjadi prioritas di atas nyawa banyak orang," kata aktivis Misako Ichimura pada protes Olimpiade Mei lalu, menurut The Wall Street Journal.
Ichimura telah menjadi pengunjuk rasa anti-Olimpiade yang gigih sejak Jepang dianugerahi pertandingan ini pada tahun 2013, ketika sebagian besar orang Jepang mendukung penyelenggaraannya.
Jepang kini mencatat lebih banyak kematian akibat virus corona dalam empat bulan pertama 2021 daripada yang terjadi pada tahun 2020.
Program vaksinasi yang berjalan lambat juga memperburuk sentimen publik.
(Tribunnews.com, Tiara Shelavie)
Berita lainnya seputar Olimpiade Tokyo 2020