TRIBUNNEWS.COM, TEL AVIV- Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu semakin diserukan untuk lengser.
Nasib Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu bakal ditentukan dalam pemungutan suara pada Minggu (13/6/2021).
Sebelumnya dia gagal membentuk pemerintahan koalisi yang layak dan terpaksa mengadakan pemilihan keempat dalam waktu kurang dari dua tahun, yang diadakan pada bulan Maret.
Masalah lain muncul ketika partai sayap kanan tidak ingin dia tetap di posisinya.
Ini belum pernah terjadi sebelumnya dan memperlihatkan perpecahan dalam struktur negara pendudukan itu.
Padahal Benjamin Netanyahu dikenal dalam dalam sejarah sebagai pemimpin Israel yang paling menonjol.
Bahkan mungkin lebih dari pendiri proyek Zionis seperti David Ben Gurion.
Dilansir dari middleeastmonitor.com pada Selasa (8/6/2021), strateginya sederhana dan didasarkan pada visi Zionis Israel di seluruh Palestina dan sebagian besar negara-negara Arab di sekitarnya.
Pencaplokan Tepi Barat, termasuk Lembah Yordan, masih menjadi agendanya, sesuatu yang tidak dapat dicapai Ben Gurion.
Namun, ternyata lawan politiknya memiliki ide yang berbeda.
Di mana mereka bersatu karena ketidakpercayaan mereka terhadap Sang Perdana Menteri yang sudah 12 tahun memimpin.
Nyatanya tak hanya pejabat Israel yang ingin Netanyahu mundur. Warga Israel juga ingin dia dihukum atas tuduhan korupsi.
Dan itu bukanlah kali pertama terjadi.
Selama setahun terakhir, protes terhadapnya telah berlangsung di Israel, terlepas dari semua keuntungan yang dia dapatkan untuk Israel.