News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Virus Corona

Soal Asal-usul Covid, WHO Sebut Tak Miliki Kekuatan untuk Paksa China Berikan Data Lebih Banyak

Penulis: Andari Wulan Nugrahani
Editor: Gigih
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Direktur Jenderal Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) Tedros Adhanom Ghebreyesus (kanan) mendengarkan kepala kedaruratan WHO Mike Ryan selama pertemuan yang diadakan oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa tentang penyakit Ebola di Republik Demokratik Kongo, pada 15 Juli 2019, di Jenewa. Kasus Ebola yang dikonfirmasi di kota utama Republik Demokratik Kongo, Goma, adalah peringatan tentang bahaya wabah, kata seorang pejabat tinggi PBB pada 15 Juli 2019. Goma adalah peringatan, kepala kedaruratan Organisasi Kesehatan Dunia , Mike Ryan, mengatakan kepada wartawan di Jenewa, menambahkan bahwa tim tanggapan telah mengidentifikasi 60 kontak pengkhotbah evangelis yang jatuh sakit di Goma dan memvaksinasi 30 dari mereka.

TRIBUNNEWS.COM - Direktur Prgram Kedarutan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) Mike Ryan pada Senin (7/6/2021) angkat bicara soal penyelidikan asal-usul virus corona.

Menurut Ryan, WHO tidak dapat memaksa China untuk membocorkan lebih banyak data terkati asal-usul virus corona.

Ryan menambahkan, perlu studi lebih lanjut untuk memahami di mana virus corona itu muncul dan bermutasi.

"WHO tidak memiliki kekuatan untuk memaksa siapa pun dalam hal ini," ucap Ryan, seperti dilansir Tribunnews dari Reuters.

"Kami sangat mengharapkan kerja sama, masukan, dan dukungan dari semua negara anggota kami dalam upaya itu," kata Ryan.

Baca juga: WHO Pastikan Vaksin Covid-19 yang Digunakan Di Indonesia Sesuai Standar Keamanan dan Khasiat

Direktur Jenderal Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) Tedros Adhanom Ghebreyesus (kanan) mendengarkan kepala kedaruratan WHO Mike Ryan selama pertemuan yang diadakan oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa tentang penyakit Ebola di Republik Demokratik Kongo, pada 15 Juli 2019, di Jenewa. Kasus Ebola yang dikonfirmasi di kota utama Republik Demokratik Kongo, Goma, adalah "peringatan" tentang bahaya wabah, kata seorang pejabat tinggi PBB pada 15 Juli 2019. "Goma adalah peringatan," kepala kedaruratan Organisasi Kesehatan Dunia , Mike Ryan, mengatakan kepada wartawan di Jenewa, menambahkan bahwa tim tanggapan telah mengidentifikasi 60 kontak pengkhotbah evangelis yang jatuh sakit di Goma dan "memvaksinasi 30 dari mereka." (FABRICE COFFRINI / AFP)

Di sisi lain, ada teori yang bermunculan dan ramai dibicarakan, bahwa virus corona awalnya melompak dari hewan, mungkin dimulai dengan kelelawar, ke manusia, atau virus corona lolos dari laboratorium virologi di Wuhan, China.

Awal tahun ini, anggota tim dari WHO mengunjungi China untuk mencari tahu asal-usul virus corona.

Mereka menuturkan tidak memiliki akses ke semua data.

Baca juga: Mengapa WHO Sebut Varian B.1.617.2 Sebagai Delta? Ini Penjelasannya

Institut Virologi Wuhan di Wuhan, Provinsi Hubei tengah China. (AFP / Hector RETAMAL)

Reuters menulis, pernyataan tim WHO itu lantas memicu perdebatan yang terus berlanjut tentang transparasi China.

Kini, para ilmuwan sedang meninjau kembali misteri utama COVID-19; di mana, kapan, dan bagaimana virus yang menyebabkan penyakit itu berasal?

Dua teori bersaing yang berlaku adalah bahwa virus melompat dari hewan, mungkin berasal dari kelelawar, ke manusia, atau bahwa virus itu lolos dari laboratorium virologi di Wuhan, Cina.

Baca juga: Target WHO dalam Pelaksanaan Vaksinasi Covid-19 di Indonesia

Institut Virologi Wuhan di Wuhan, Provinsi Hubei tengah China. (Sky News)

Berikut ini adalah apa yang diketahui tentang asal-usul virus corona:

Mengapa Lab Wuhan jadi Sorotan?

Institut Virologi Wuhan (WIV) adalah fasilitas penelitian dengan keamanan tinggi yang mempelajari patogen di alam yang berpotensi menginfeksi manusia dengan penyakit baru yang mematikan dan eksotis.

Halaman
12
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini