TRIBUNNEWS.COM, LISBON - Seperti supermarket dan restoran, perdagangan narkotika beralih ke transaksi online selama masa Pandemi Covid-19.
Badan Narkotika Eropa mengatakan Selasa (8/6) waktu setempat bahwa trend perdagangan narkotika ini dikhawatirkan akan tetap bertahan meski Pandemi Covid-19 telah berakhir.
“Pandemi mendorong penjahat narkotika online, memperkuat tren,” kata Komisaris Eropa untuk Urusan Dalam Negeri Ylva Johansson saat peluncuran online Laporan Narkoba 2021 yang disusun Badan EMCDDA yang berbasis di Lisbon.
"Pengedar narkotika beralih dari jalanan ke media sosial, menerima pesanan melalui layanan pesan terenkripsi, mengirim obat ke pelanggan melalui layanan pengiriman rumah,” katanya.
Pandemi telah memaksa perubahan pada setiap tingkat perdagangan narkoba, dari pedagang grosir dan penyelundup hingga pengedar lingkungan.
Baca juga: Petugas Gagalkan Penyelundupan 40 Sim Card Dalam Pisang Goreng ke Lapas Narkotika Pamekasan
Dengan terganggunya perjalanan internasional dan penutupan perbatasan, sebut laporan itu, penyelundup lebih mengandalkan pengiriman kontainer dan mengurangi kurir manusia.
Perdagangan terbukti tangguh, dengan data menunjukkan tidak ada penurunan jumlah kokain yang tersedia, sementara lebih banyak orang menanam ganja di rumah.
"Pasar narkotika terus menyesuaikan diri dengan gangguan Covid-19, karena pengedar narkotika beradaptasi dengan pembatasan perjalanan dan penutupan perbatasan," katanya seperti dilansir dari Channel News Asia.
"Meskipun pasar obat ritel berbasis jalanan terganggu selama lockdown awal, dan terjadi kekurangan di tingkat lokal, penjual dan pembeli obat beradaptasi dengan meningkatkan penggunaan layanan pesan terenkripsi, aplikasi media sosial, sumber online dan layanan pengiriman surat dan rumah,” sebut laporan itu.
Direktur EMCDDA, Alexis Goosdeel, mengatakan akan ada risiko baru dari apa yang disebut laporan itu "digitalisasi lebih lanjut dari pasar obat".
Pergeseran ke transaksi online memudahkan pengedar narkoba untuk merekrut kaum muda, dan mendorong keluar dari kota-kota besar ke daerah pedesaan.
Baca juga: Keputusan Terbaru PBB: Hapus Ganja dari Daftar Narkotika
Goosdeel mengatakan, masalah kesehatan mental yang disebabkan oleh pandemi virus corona dapat mendorong lebih banyak orang untuk menyalahgunakan narkoba, dan dampak finansial dari krisis dapat mendorong mereka untuk menggunakan "zat yang lebih beracun, lebih berbahaya, dan berpotensi lebih mematikan".
"Kita menghadapi badai yang sempurna," kata Goosdeel. "Pasar narkotika lebih kuat dari sebelumnya dan diaktifkan secara digital,” pungkasnya. (Tribunnews.com/CNA/Hasanah Samhudi)