News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Virus Corona

Atasi Pandemi Covid-19, Malaysia Membutuhkan Pemerintahan Baru

Penulis: Tiara Shelavie
Editor: Garudea Prabawati
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Mantan menteri Zaid Ibrahim (kiri) dan pemimpin oposisi Anwar Ibrahim

TRIBUNNEWS.COM, KUALA LUMPUR - Jika Malaysia membutuhkan pemimpin baru untuk mengelola negara, lebih baik membentuk pemerintahan baru daripada membentuk Dewan Operasi Nasional atau Majlis Gerakan Negara (MAGERAN), kata mantan menteri Zaid Ibrahim, Kamis (10/6/2021).

Dalam sebuah postingan di akun Facebook-nya, mantan menteri hukum tersebut mempertanyakan mengapa wacana pembentukan badan itu diusulkan, sementara tidak ada negara lain di dunia yang menggunakan tindakan seperti itu.

Zaid mengatakan, komite yang lebih kecil seperti MAGERAN tidak menjamin efektifitas dan tidak ada jaminan akan terbebas dari unsur politik.

Jika Yang di-Pertuan Agong sampai pada kesimpulan bahwa Malaysia membutuhkan pemimpin baru untuk mengelola pandemi dan ekonomi, katanya, akan lebih baik jika pemimpin oposisi Anwar Ibrahim membentuk pemerintahan baru atau menunjuk perdana menteri sementara.

Baca juga: POPULER INTERNASIONAL Raja Malaysia Panggil Para Pemimpin Politik | Hukuman Penampar Emmanuel Macron

Baca juga: Kasus Covid-19 Harian di Malaysia Kembali di Atas 6.000, Tambahan Infeksi Tertinggi di Selangor

Mantan menteri Zaid Ibrahim (kiri) dan pemimpin oposisi Anwar Ibrahim (freemalaysiatoday)

"Jika dukungan mayoritas pemimpin oposisi jelas dan dia memiliki mayoritas yang bisa diterapkan di Parlemen, maka Anwar harus diundang untuk membentuk pemerintahan baru," ungkap Zaid.

"Efektivitas pemerintah dalam menangani masalah kronis sangat tergantung pada dukungan yang diberikan kepada pemimpin."

"Namun, jika mayoritasnya tidak cukup besar untuk dapat menahan penyeberangan dan pembelotan, maka perdana menteri sementara harus ditunjuk."

"Dia harus menjadi seseorang yang dapat diterima oleh mayoritas partai politik di Parlemen sehingga dia dapat melakukan pekerjaan tanpa gangguan."

"Seorang perdana menteri sementara yang masa jabatannya pendek, katakanlah untuk jangka waktu 12 bulan, tidak akan menarik 'komplotan' yang bekerja dengan katak di Parlemen untuk menggulingkan pemerintah."

Dengan perdana menteri sementara yang terutama bertugas mengelola pandemi secara efektif dan mempersiapkan bangsa untuk pemilihan umum berikutnya, masa jabatan mereka sebagian besar tidak akan terganggu, katanya.

Rabu (9/6/2021) Zaid mengusulkan agar veteran Umno Tengku Razaleigh Hamzah menjadi perdana menteri sementara karena ia adalah tokoh politik yang terpercaya dan berpengalaman, Free Malaysia Today melaporkan.

Namun Zaid menyebut bahwa belum tidak pasti Muhyiddin Yassin akan diganti sebagai perdana menteri.

Sebab, hal itu adalah hak Istana untuk memutuskan.

Namun, katanya, Muhyiddin bisa mengalami "malam tanpa tidur" jika Raja ingin mengumpulkan kembali Parlemen bahkan saat ia tetap menjadi perdana menteri.

Halaman
123
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini