News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Virus Corona

India Laporkan 70.421 Kasus Baru Covid-19, Terendah Sejak 31 Maret

Penulis: Srihandriatmo Malau
Editor: Hasanudin Aco
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Layanan metro di ibu kota India, New Delhi, telah diizinkan beroperasi dengan kapasitas 50 persen karena jumlah infeksi virus corona baru turun.

TRIBUNNEWS.COM, BENGALURU -  India pada Senin melaporkan 70.421 kasus baru infeksi Covid-19  selama 24 jam terakhir pada Senin (14/6/2021).

Otoritas Kesehatan India menyebut angka itu adalah terendah sejak 31 Maret, seperti dilansir Reuters dan Saudi Press Agency (SPA).

Total kasus nasional Covid-19 di negara Asia Selatan itu kini mencapai 29,51 juta.

Sementara total orang meninggal berada di angka 374.305 orang  setelah India menambahkan 3.921 kasus kematian baru dalam semalam.

Bulan ini, India membuka kampanye vaksinasi virus corona kepada semua orang yang berusia 18 tahun ke atas.

Baca juga: Menkes Ungkap Penyebab Adanya Varian Covid-19 Asal India di Kudus

Namun, belum dapat memenuhi permintaan vaksin meskipun menjadi salah satu produsen vaksin terbesar di dunia.

India telah menginokulasi rakyatnya dengan vaksin AstraZeneca yang diproduksi secara lokal di Serum Institute of India, Covaxin yang dibuat oleh perusahaan lokal Bharat Biotech dan telah mulai meluncurkan Sputnik V Rusia.

Perdana Menteri Narendra Modi menghadapi kritik atas kegagalan untuk mengamankan vaksin karena hanya sekitar 3 persen dari 1,3 miliar populasi India telah sepenuhnya divaksinasi, tingkat terendah di antara 10 negara dengan kasus terbanyak.

 Untuk memenuhi permintaan domestik, India menghentikan sementara ekspor vaksin pada bulan Maret, setelah menyumbangkan atau menjual lebih dari 66 juta dosis.

Namun, India masih menghadapi kekurangan vaksin dan beberapa pemerintah negara bagiannya, dan bahkan kota-kota seperti Mumbai, telah meluncurkan tender global atau mencari ekspresi minat dari perusahaan-perusahaan seperti Pfizer, Moderna dan Johnson dan Johnson untuk persediaan mendesak.(SPA/Reuters/Channel News Asia).

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini