TRIBUNNEWS.COM - Investigasi kematian megabintang sepak bola Argentina mulai memperdengarkan pernyataan perawat yang bertanggungjawab atas kesehatan Diego Maradona.
Perawat Maradona, Ricardo Almiron (37) dituding berkontribusi terhadap kematian sang legenda sepak bola tersebut.
Melansir Al Jazeera, Almiron tiba tepat setelah pukul 15.00 GMT didampingi pengacaranya di Kantor Kejaksaan San Isidro, pinggiran Ibu Kota Buenos Aires.
Ia merupakan satu dari tujuh orang yang diselidiki setelah dewan ahli yang menginvestigasi kematian Maradona menemukan bahwa megabintang menerima perawatan tidak memadai dan dibiarkan begitu sama tersiksa dalam masa yang panjang.
Ketujuh orang yang diinterogasi adalah anggota tim medis Maradona.
Baca juga: Messi dan Rekannya di Timnas Argentina Resmikan Berdirinya Patung Maradona, Semua Nomor Dada 10
Baca juga: Ahli Medis Simpulkan Kematian Maradona karena Tak Terima Perawatan yang Memadai
Sebuah panel peninjau medis dari 20 dokter mengatakan pada Mei 2021, terdakwa bertindak dengan cara yang " tidak pantas, tidak tepat dan sembrono", dengan "tujuan kriminal."
Mereka mengklaim, Maradona tidak dipantau dengan benar sebelum meninggal.
Maradona meninggal pada 25 November 2020 karena gagal jantung, setelah sempat menjalani operasi otak awal bulan itu.
Almiron diduga berbohong ketika mengklaim Maradona tidur dan bernapas normal beberapa jam sebelum meninggal.
Al Jazeera melaporkan, autopsi mengungkapkan Maradona sedang sekarat pada saat itu, tetapi tidak minum alkohol atau mengonsumsi zat ilegal pada hari-hari sebelum kematiannya.
Berbicara kepada wartawan setelah wawancara, Chiarelli mengatakan, Almiron selalu memperlakukan Maradona sebagai pasien dengan kondisi kejiwaan yang kompleks.
Namun Almiron tidak pernah diberitahu tentang masalah yang berkaitan dengan penyakit jantung.
"Dia diberitahu oleh atasannya untuk tidak mengganggu pasien."
"Klien saya memiliki kebijaksanaan untuk melaksanakan tugas-tugasnya tanpa pasien merasa diganggu, yang merupakan sesuatu yang harus ditangani selama di sana,” tambah Chiarelli.