Mengutip courtlistener.com, investigasi dibuka menyusul keluhan yang diajukan oleh dua dari lima anak Maradona.
Mereka melawan ahli bedah saraf Leopoldo Luque yang disalahkan karena memburuknya kondisi sang ayah setelah operasi.
Pertanyaan akan diajukan dalam beberapa hari mendatang ke psikiater Maradona, Agustina Cosachov (35), psikolog Carlos Diaz (29), perawat Dahiana Madrid (39), koordinator keperawatan Mariano Perroni (40), dan koordinator medis Nancy Forlini (59).
Baca juga: Dugaan Maradona Diberi Bir dan Mariyuana Sebelum Meninggal, Ponsel Dicek, Dokter Bilang Si Gendut
Sidang bulan lalu ditunda karena lonjakan kasus virus corona di Argentina.
Sidang dijadwalkan akan berakhir dengan menanyai Luque, ahli bedah saraf berusia 39 tahun pada 28 Juni.
Terdakwa dilarang meninggalkan Argentina saat hakim memutuskan apakah kasus tersebut harus dibawa ke pengadilan.
Prosesnya bisa memakan waktu berbulan-bulan atau bertahun-tahun.
Jika terbukti bersalah, ketujuh orang itu bisa menghadapi hukuman antara 8 hingga 25 tahun penjara.
Luque telah berulang kali membela tindakannya, dengan mengatakan telah melakukan "yang terbaik" untuk merawat Maradona, kantor berita AFP melaporkan.
Baca juga: Bukan Batman & Spiderman, Mendiang Maradona jadi Superhero Idaman Pablo Aimar
Duka Mendalam bagi Amerika Selatan
Kematian Maradona menjadi duka mendalam bagi sebagian warga Amerika Selatan.
Al Jazeera melaporkan, puluhan ribu orang mengantre di istana kepresidenan di Buenos Aires selama tiga hari masa berkabung nasional.
Maradona dianggap sebagai salah satu pemain sepak bola terbesar di dunia.
Sehari setelah kematiannya, pelayat Argentina Wilson Cisnero mengatakan kepada Al Jazeera, "Argentina adalah Maradona".
Baca juga: Beredar Rekaman Suara Soal Diego Maradona Diberi Bir dan Mariyuana Sebelum Meninggal