TRIBUNNEWS.COM, WASHINGTON - Gedung Putih akan mempertimbangkan untuk mengatur pembicaraan antara Presiden Joe Biden dan Presiden Cina Xi Jinping.
Penasihat keamanan nasional Biden, Jake Sullivan, Kamis (17/6) waktu setempat mengatakan bahwa kedua pemimpin akan mengetahui posisi masing-masing terkait dalam hubungan kedua negara.
"Segera kami akan mencari cara yang tepat bagi kedua presiden untuk terlibat (pembicaraan)," kata Sullivan kepada wartawan melalui panggilan konferensi.
"Bisa berupa pembicaraan melalui telepon, bisa jadi pertemuan di sela-sela KTT internasional lainnya, bisa juga hal lain,” katanya.
Biden dan Xi keduanya diperkirakan akan menghadiri pertemuan G20 pada Oktober mendatang.
Baca juga: Biden Perluas Daftar Perusahaan China Terlarang untuk Investor AS
Baca juga: Biden Perintahkan Intel AS Selidiki Asal-Usul Virus Corona
KTT G-20 akan berlangsung di Italia, salah satu tempat yang memungkinkan untuk pembicaraan semacam itu. Sullivan mengatakan belum ada keputusan akhir yang dibuat.
Beijing marah atas komunike yang dikeluarkan atas desakan Biden oleh para pemimpin Kelompok Tujuh pada hari Minggu.
Komunike itu mengeritik masalah hak asasi manusia di wilayah Xinjiang dan Hong Kong sementara juga menuntut penyelidikan penuh dan menyeluruh tentang asal-usul virus corona di China.
Selama konferensi pers hari Rabu di Jenewa setelah pertemuan Putin, Biden menolak pernyataan bahwa dia bersahabat dengan Xi.
Biden ditanya oleh koresponden Fox News Gedung Putih Peter Doocy apakah Biden akan menyebut Xi 'teman lama menjadi teman lama, dan memintanya untuk membuka China kepada para penyelidik Organisasi Kesehatan Dunia yang mencoba mengungkap dasar Covid-19'.
Baca juga: Laporan Parlemen Inggris: China Ingin Kendalikan WHO hingga Interpol dan Memperdaya Negara Lain
"Mari kita luruskan," jawab Biden. 'Kami saling mengenal dengan baik. Kami bukan teman lama. Ini hanya bisnis murni.' (Tribunnews.com/CNA/Dailymail/Hasanah Samhudi)