News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Virus Corona

Angka Kematian Covid-19 di Brasil Tembus 500.000, Tertinggi Kedua di Dunia

Penulis: Ika Nur Cahyani
Editor: Tiara Shelavie
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Presiden Brasil Jair Bolsonaro berbicara selama sanksi undang-undang yang mengizinkan negara bagian, kota, dan sektor swasta untuk membeli vaksin melawan COVID-19, di Istana Planalto di Brasilia, pada 10 Maret 2021. Hingga saat ini, dengan lebih dari 260.000 kematian virus corona, hanya Pemerintah federal yang diberi wewenang untuk membeli vaksin.

TRIBUNNEWS.COM - Jumlah kematian terkait Covid-19 di Brasil tembus 500.000, tertinggi kedua di dunia.

Virus corona penyebab Covid-19 terus merebak di negara Amerika Latin ini, seiring dengan penolakan Presiden Jair Bolsonaro menerapkan protokol kesehatan di publik.

Dilansir BBC, hanya 15% orang dewasa yang sudah divaksinasi lengkap. 

Tingginya kasus Covid-19 di Brasil dipicu oleh varian virus yang lebih menular.

Salah satunya varian yang pertama kali diidentifikasi di wilayah Amazon yang sekarang dikenal sebagai Gamma.

Baca juga: Pengadilan Brasil Tuntut Presiden Bolsonaro karena Bocornya Informasi Tentang Copa America

Baca juga: Presiden Brasil Pawai Motor di Tengah Kecaman Tidak Mampu Menangani Covid-19

Presiden Brasil Jair Bolsonaro (Aljazeera)

Rata-rata 70.000 kasus telah dikonfirmasi setiap hari dalam seminggu terakhir.

Tingkat hunian tempat tidur ICU ada pada tingkat 80% atau bahkan lebih di beberapa negara bagian.

Para ahli memperingatkan bahwa awal musim dingin pekan depan berpotensi menyebabkan lonjakan kasus infeksi.

"Brasil menghadapi skenario kritis penularan komunitas dengan kemungkinan memburuk dalam beberapa minggu mendatang karena awal musim dingin," kata lembaga kesehatan Fiocruz.

Menteri Kesehatan Brasil, Marcelo Queiroga dalam utasnya di Twitter mengatakan: "500.000 nyawa hilang karena pandemi yang memengaruhi Brasil kami dan seluruh dunia."

Sejak Maret lalu, rata-rata ada 1.500 lebih kematian per-minggu terkait Covid-19 di negara ini.

Lambatnya vaksinasi dinilai akan terus menelan korban jiwa.

"Ada 500.000 kematian, dan sayangnya akan terus meningkat karena akan membutuhkan waktu untuk meningkatkan cakupan vaksinasi."

"Mungkin tahun ini juga akan sulit karena kita bergantung pada pengiriman vaksin yang dibeli sangat terlambat," kata Gonzalo Vecina, mantan kepala regulator kesehatan Anvisa.

Halaman
12
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini