TRIBUNNEWS.COM – India menyatakan virus corona varian baru menjadi perhatian setelah hampir dua lusin kasus telah terdeteksi di seluruh negeri sejauh ini.
Kementerian Kesehatan India, Selasa (22/6) menyatakan varian AY.1, diidentifikasi secara lokal sebagai Delta Plus dan pertama kali diidentifikasi di Eropa, telah ditemukan di setidaknya 22 kasus di seluruh negara bagian Maharashtra, Kerala dan Madhya Pradesh.
Kementerian mengatakan Delta Plus menunjukkan peningkatan penularan dan menyarankan ketiga negara bagian untuk meningkatkan pengujian.
“Berdasarkan temuan baru-baru ini dari INSACOG (Indian SARS-CoV-2 Genomic Consortia), kementerian kesehatan telah memperingatkan dan memberi tahu Maharashtra, Kerala dan Madhya Pradesh mengenai varian Delta Plus dari Covid-19 yang ditemukan di negara-negara bagian ini,” kata kementerian.
INSACOG adalah konsorsium badan medis dan ilmiah utama India, termasuk Dewan Penelitian Medis India dan Dewan Penelitian Ilmiah dan Industri.
Baca juga: Lebih Cepat Menular, 90 Persen Kasus Covid-19 di Uni Eropa Akibat Varian Delta Pada Agustus Nanti
Baca juga: Vaksin COVID-19 Berdasarkan Penelitian Masih Efektif Lawan Varian Virus, Khususnya Alfa dan Delta
Konsorsium tersebut tidak hanya ditugaskan untuk mengurutkan seluruh genom virus, tetapi juga memberikan masukan tepat waktu tentang langkah-langkah respons kesehatan masyarakat yang tepat untuk diadopsi oleh negara bagian.
Dilansir dari Al Jazeera, pejabat kesehatan India telah mengidentifikasi tiga karakteristik varian Delta Plus.
“Yang pertama meningkatkan transmisibilitas, yang kedua lebih mengikat reseptor sel paru-paru, dan juga ada potensi pengurangan respons antibodi,” kata wartawan Al Jazeera di New Delhi, Elizabeth Puranam.
Varian Delta Plus telah terbentuk karena mutasi varian Delta atau varian B.1.617.2, yang pertama kali ditemukan di India dan diyakini sebagai penyebab gelombang kedua virus yang ganas di negara tersebut.
Pakar kesehatan telah memperingatkan bahwa varian Delta Plus dapat memicu gelombang ketiga Covid-19 di India.
Baca juga: India Laporkan 22 Kasus Varian Corona Delta Plus, Berikut 8 Negara yang Terpapar Mutasi Varian Delta
Sementara itu, Data Kementerian Kesehatan India Rabu (23/6) menunjukkan 50.848 infeksi virus corona baru dan 1.358 kematian selama 24 jam terakhir. Total infeksi negara di Asia Selatan ini sekarang mencapai lebih dari 30 juta dan jumlah kematian adalah 390.660.
“Jika ada kabar baik di India saat ini, gelombang kedua yang menyebabkan lebih dari 180.000 kematian, sebagian besar pada April dan Mei, telah berkurang dan kasus telah menurun,” kata Puranam.
Kementerian Kesehatan mengatakan Delta plus menunjukkan peningkatan penularan dan menyarankan untuk meningkatkan pengujian.
Pada hari Senin, India memvaksinasi mencapai rekor memvaksin 8,6 juta orang dengan program vaksinasi gratis untuk semua orang dewasa.
Tapi para ahli meragukan vaksinasi itu bisa mempertahankan kecepatan vaksinasi itu.
Baca juga: Ditemukan 151 Kasus Varian Delta di 8 Provinsi, Indonesia Awasi Tiga Varian Baru Virus Corona
"Ini jelas tidak berkelanjutan," ujar Chandrakant Lahariya, pakar kebijakan publik dan sistem kesehatan.
"Dengan kecepatan satu hari seperti itu, banyak negara bagian telah mengkonsumsi sebagian besar stok vaksin mereka saat ini, yang akan mempengaruhi vaksinasi dalam beberapa hari ke depan,” katanya.
Dengan pasokan vaksin yang diproyeksikan saat ini untuk beberapa bulan ke depan, katanya, tingkat harian maksimum yang dapat dicapai adalah 4 hingga 5 juta dosis.
Upaya tersebut sejauh ini telah mencakup sekitar 5,5 persen dari 950 juta orang yang memenuhi syarat, meskipun India adalah produsen vaksin terbesar di dunia.
Gelombang kedua yang menghancurkan selama bulan April dan Mei membanjiri layanan kesehatan, menewaskan ratusan ribu orang. Gambar-gambar api pemakaman yang berkobar di tempat parkir menimbulkan pertanyaan tentang peluncuran vaksin yang kacau balau.
Baca juga: Kenali Gejala Umum Virus Corona, Beserta Gejala Covid-19 Varian Delta
Sejak Mei, vaksinasi rata-rata kurang dari 3 juta dosis sehari, jauh lebih sedikit dari 10 juta yang dikatakan pejabat kesehatan sangat penting untuk melindungi jutaan orang yang rentan terhadap lonjakan baru.
20 persen infeksi AS
Kementerian Kesehatan India juga mengatakan varian Delta Plus juga telah ditemukan setidaknya di sembilan negara, termasuk Inggris, Amerika Serikat, Jepang, Rusia, India, Portugal, Swiss, Nepal, dan China.
Varian Delta dari coronavirus sekarang mewakili lebih dari 20 persen infeksi di AS dalam dua minggu terakhir, atau dua kali lipat dari ketika Centers for Disease Control terakhir melaporkan prevalensi varian.
Dr Anthony Fauci, pakar penyakit menular terkemuka di negara itu, memperingatkan bahwa AS dapat mengikuti jalur Inggris, di mana varian tersebut telah menjadi jenis yang dominan karena penyebarannya yang cepat di kalangan anak muda.
Fauci mengatakan indikasinya adalah bahwa vaksin Covid-19 tetap efektif melawan varian tersebut.
Varian ini menyumbang setengah dari infeksi baru di wilayah termasuk Iowa, Kansas, Missouri, Nebraska, Colorado, Montana, North Dakota, South Dakota, Utah dan Wyoming. (Tribunnews.com/Aljazeera/CNA/Hasanah Samhudi)