News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Virus Corona

Pria di UK Derita Covid-19 selama 305 Hari, Istrinya Sudah Siapkan Pemakaman 5 Kali

Penulis: Tiara Shelavie
Editor: Sri Juliati
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Dave Smith. Seorang pria berusia 72 tahun di Inggris menderita Covid-19 selama lebih dari 10 bulan. Para ahli menyebut kasus pria itu sebagai infeksi persisten Covid-19 terlama yang pernah tercatat.

Dave memerlukan rawat inap lebih lanjut di rumah sakit pada Agustus, September, Oktober dan Desember.

Baca: Ini Saran Dokter Paru Untuk Cegah Long Covid

Baca: Benarkah Setelah Terpapar Covid-19 Tubuh Menjadi Tak Prima Lagi?

Para ahli mencatat bahwa pada Desember 2020, uji coba terapi remdesivir harian dihentikan setelah 17 hari Smith tidak menunjukkan perubahan.

Ia kemudian menerima pengobatan dengan antibodi monoklonal casirivimab dan imdevimab.

Smith berhasil diobati dengan antibodi yang direkayasa laboratorium, kata Universitas Bristol.

Ia menambahkan bahwa kesehatannya meningkat secara dramatis dan virus tidak terdeteksi dalam tes PCR 45 hari setelah pengobatan gabungan.

Dilansir South China Morning Post, kombinasi antibodi, oleh perusahaan farmasi Regeneron, telah terbukti menyelamatkan nyawa beberapa pasien Covid-19 yang paling sakit dalam uji klinis, tetapi rejimen pengobatan belum disetujui untuk digunakan di Inggris.

Peneliti lain sebelumnya telah merinci kasus yang berlangsung selama 85 hari.

Lebih dari 2 juta orang di Inggris mungkin memiliki "long covid" dan menderita satu atau lebih gejala Covid-19 yang berlangsung setidaknya 12 minggu, menurut salah satu studi pengawasan terbesar tentang virus corona.

Studi REACT-2, yang dipimpin oleh Imperial College London, menemukan bahwa lebih dari sepertiga orang yang memiliki Covid-19 melaporkan gejala yang berlangsung setidaknya 12 minggu, dengan satu dari 10 melaporkan gejala parah yang berlangsung selama itu.

"Temuan kami memang melukiskan gambaran yang mengkhawatirkan tentang konsekuensi kesehatan jangka panjang dari Covid-19, yang perlu diperhitungkan dalam kebijakan dan perencanaan," kata Paul Elliott, direktur program REACT di Imperial.

Studi yang didukung pemerintah ini didasarkan pada data yang dilaporkan sendiri dari 508.707 orang dewasa antara September 2020 dan Februari 2021.

Gejalanya berkisar dari kelelahan dan nyeri otot hingga sesak napas dan nyeri dada.

Penulis mengatakan bahwa penelitian ini mungkin melebih-lebihkan prevalensi Covid yang lama karena gejala seperti itu biasa terjadi dan tidak selalu terkait dengan Covid-19.

(Tribunnews.com, Tiara Shelavie)

Berita lainnya tentang Long Covid

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini