TRIBUNNEWS.COM, NEW DELHI - India telah memberikan Otorisasi Penggunaan Darurat Emergency Use Authorization (EUA) terhadap vaksin virus corona (Covid-19) Moderna pada Selasa kemarin.
Hal itu karena negara tersebut tengah berusaha untuk meningkatkan upaya vaksinasi, setelah terjadi lonjakan kasus infeksi dan kematian yang 'memecahkan rekor' sejak dimulainya pandemi pada awal 2020.
Dikutip dari laman Channel News Asia, Rabu (30/6/2021), negara yang memiliki populasi 1,3 miliar penduduk itu memang dilanda lonjakan besar kasus Covid-19 sejak April hingga Mei lalu.
Angka lonjakannya pun akhirnya mendorong sistem perawatan kesehatan di negara itu 'mencapai ambang batas'.
Terkait pemberian EUA di India, Moderna merupakan vaksin keempat yang penggunaannya disetujui negara tersebut setelah Covishield dan Covaxin dari Oxford-AstraZeneca serta Sputnik V asal Rusia.
"Saya senang untuk menginformasikan bahwa pengajuan aplikasi dari Moderna melalui mitra India mereka, Cipla, telah diberikan EUA. Upaya kami untuk memiliki vaksin lainnya yang dikembangkan secara internasional, khususnya Pfizer dan J&J (Johnson & Johnson), juga terus berlanjut," kata anggota badan penasihat pemerintah NITI Aayog, Vinod K Paul.
Paul menambahkan bahwa persetujuan itu akan membuka jalan bagi vaksin buatan asing lainnya untuk diimpor ke India.
Sejumlah kecil vaksin Sputnik V telah diimpor ke India setelah vaksin itu diberikan EUA pada pertengahan April lalu.
Namun sebagian besar vaksin diharapkan dapat diproduksi di dalam negeri, seperti Covishield dan Covaxin dari AstraZeneca.
Sebelumnya pada dua bulan lalu, India mengatakan bahwa mereka akan mempercepat persetujuan vaksin yang diproduksi di luar negeri yang telah diberikan EUA oleh regulator utama seperti Badan Pengawas Obat dan Makanan (FDA) Amerika Serikat (AS).
Baca juga: Lebih dari 40.000 Kasus Infeksi Jamur Hitam Terdeteksi Di India
Perlu diketahui, pemerintah India berada di bawah tekanan untuk mempercepat upaya inokulasi dengan mengizinkan impor vaksin buatan luar negeri seperti vaksin mRNA Pfizer dan Moderna.
Hingga saat ini, hampir 327 juta dosis telah diberikan sejak program vaksinasi massal dimulai pada pertengahan Januari lalu.
Namun hanya enam persen dari populasi orang dewasa India atau 57 juta orang telah menerima dosis kedua.
India adalah negara kedua tertinggi di dunia untuk kasus infeksi, dengan lebih dari 30 juta kasus dan mencatat hampir 398.000 kematian.