Baca juga: Kunjungan Menlu Rusia Bahas Rencana Kunjungan Presiden Putin ke Indonesia
Baca juga: Rusia Tolak Lockdown Baru Meski Angka Kematian Covid-19 Tinggi Empat Hari Berturut-Turut
Sebuah sumber mengatakan kepada TASS bahwa pesawat itu mungkin jatuh ke laut, sementara yang lain mengatakan kepada Interfax bahwa pesawat itu mungkin jatuh di dekat tambang batu bara dekat Palana.
Semenanjung Kamchatka adalah wilayah yang luas dan jarang penduduknya di timur Rusia, dikelilingi Laut Okhotsk di barat dan Samudra Pasifik di timur.
Lebih dari setengah 320.000 penduduknya tinggal di Petropavlovsk-Kamchatsky atau kota terdekat Yelizovo.
Semenanjung vulkanik saat ini dilanda kebakaran hutan tetapi sebuah laporan mengatakan kondisi cukup baik di sekitar rute pesawat.
Seorang pejabat darurat mengatakan: "Direktorat Utama Kementerian Darurat Rusia di wilayah Kamchatka menerima informasi bahwa pesawat An-26, dalam penerbangan dari Petropavlovsk-Kamchatsky ke Palana, tidak sampai dalam waktu yang diperkirakan."
Wakil menteri transportasi regional Anatoly Bannikov, mengatakan: "Seharusnya pesawat tiba di bandara Palana pada pukul 15:05 (waktu setempat)."
"Tetapi pesawat tidak tiba pada waktu yang diperkirakan."
"Menurut data terbaru, ada 28 orang di dalamnya, termasuk enam anggota awak dan 22 penumpang, ada satu anak yang lahir pada tahun 2014."
Pilot bernama Dmitry Nikiforov, dan co-pilot Alexander Anisimov, 27.
Helikopter Mi8 dikerahkan membantu pencarian.
Perdana Menteri Rusia Mikhail Mishustin memerintahkan komisi khusus untuk mencari tahu apa yang terjadi pada pesawat itu.
Penyelidikan kriminal juga diluncurkan.
Hal itu merupakan tindakan normal ketika sebuah pesawat hilang atau jatuh di Rusia.
Pesawat yang hilang itu diproduksi pada tahun 1982 dan dimiliki oleh Kamchatka Aviation Enterprise, kata pejabat transportasi setempat.
Pesawat memiliki sertifikat kelaikan udara yang valid, kata mereka.
(Tribunnews.com, Tiara Shelavie)