Yakni dari 20 juta dosis yang sebelumnya dijanjikan Perdana Menteri Scott Morrison untuk didistribusikan ke Kepulauan Pasifik dan negara-negara Asia Tenggara.
Dalam sebuah pernyataan, Menteri Luar Negeri Australia, Marise Payne mengatakan pihaknya membahas krisis dengan mitranya, Negara Indonesia, Rabu (7/7/2021) kemarin.
Dalam pembahasannya itu, Pemerintah Australia melalui Marise Payne berencana akan mengirimkan beberapa macam bantuan.
Hingga, akhirnya pada hari ini, bantuan tersebut tiba di Indoensia.
Meski tidak memberikan perinciannya, selain pasokan medis dan alat tes, Menlu Marise mengatakan Australia juga akan membantu untuk memperluas kapasitas tes yang cepat, mempertahankan layanan kesehatan dan membantu fasilitas medis darurat lainnya di Indonesia.
Baca juga: Vietnam Tunda Penyelenggaraan SEA Games Sampai Tahun Depan, Singapura Ajukan Keberatan
Selain itu, Australia telah menjanjikan A$100 juta untuk membantu Indonesia, yang sebagian besarnya digunakan untuk membeli lebih banyak vaksin guna mengatasi kesenjangan pasokan.
Sebelumnya, Australia juga telah memberikan pinjaman A$1,5 miliar kepada Indonesia untuk membantu mengatasi guncangan ekonomi yang disebabkan oleh pandemi COVID-19.
Dukungan kerja sama telah ditawarkan oleh sejumlah negara kepada Indonesia, yaitu Amerika Serikat, Belanda, Australia, Jepang, Inggris, Singapura, UAE, India, RRT dan entitas internasional lainnya.
Dukungan kerja sama yang ditawarkan antara lain berupa vaksin, obat-obatan maupun alat kesehatan lainnya.
Atas bantuannya, Menlu Retno menyambut baik kontribusi Australia, Singapura dan negara-negara lainnya.
Indonesia mengapresiasi tawaran dukungan kerjasama tersebut.
Baca juga: Singapura Perketat Aturan Pembatasan untuk Turis dari Australia
“Indonesia menghargai tawaran vaksin, ventilator dan pasokan terkait ventilator dan oksigen dari Australia (maupun negara lainnya) untuk menghadapi lonjakan terbaru COVID-19,” kata Retno.
Untuk diketahui, dalam berbagai kesempatan, Retno Marsudi juga selalu menekankan pentingnya solidaritas dan kerja sama global.
"No one is safe until everyone is," ujar retno.
Menurutnya kerja sama dan kolaborasi adalah prinsip yang harus terus dikedepankan oleh dunia agar dunia dapat segera keluar dari pandemi ini secara bersama.
(Tribunnews.com/Galuh Widya Wardani)