Dilansir The Guardian, sebagain besar korban tewas di Uttar Pradesh adalah petani yang bekerja di ladang.
Para ahli menilai, tingginya korban di kedua negara bagian itu karena mayoritas masyarakat bekerja di luar ruangan pada bidang pertanian dan konstruksi.
Ketua Menteri Uttar Pradesh dan Rajasthan, serta Perdana Menteri India Narendra Modi mengumumkan kompensasi bagi keluarga korban sambaran petir ini.
Di India, musim muson yang disertai hujan lebat biasanya berlangsung dari Juni hingga September.
Departemen Meteorologi India (IMD) telah memperingatkan lebih banyak petir dalam dua hari ke depan.
IMD mencatat bahwa kematian akibat sambaran petir telah berlipat ganda di negara itu sejak 1960-an.
Menurut departemen ini, salah satu alasannya yakni krisis iklim.
Baca juga: 2 Tentara India Tewas dalam Baku Tembak di Kashmir
Baca juga: Buntut Krisis Covid-19, 12 Menteri India Mundur dari Kabinet
Berdasarkan data, kematian akibat petir meningkat 30%-40% sejak awal hingga pertengahan 1990-an.
Pada 2018 negara bagian Andhra Pradesh mencatat 36.749 sambaran petir hanya dalam 13 jam.
Lebih dari 100 orang tewas di dua negara bagian pada Juni 2020 dalam insiden terkait petir.
Sementara itu, lebih dari 2.900 orang tewas tersambar petir di India pada 2019, menurut angka resmi.
(Tribunnews/Ika Nur Cahyani)