Menurut sebuah kelompok aktivis Asosiasi Bantuan untuk Tahanan Politik (AAPP), Pasukan keamanan Myanmar telah membunuh lebih dari 900 orang.
Pasukan keamanan juga telah menahan ribuan orang sejak kudeta.
Adapun junta sebelumnya membantah jumlah korban tewas dan mengatakan tentara juga menjadi korban.
Lebih lanjut, setelah protes besar pada hari-hari dan minggu-minggu yang sering dibalas dengan tembakan senjata, beberapa pengunjuk rasa bergerak membentuk milisi untuk melawan tentara dengan pertempuran di beberapa daerah.
Akibat pertempuran pasukan keamanan dengan tentara milisi, ribuan orang melarikan diri.
Konflik dan kampanye perlawanan sipil, yang melibatkan banyak staf medis, juga telah menghambat upaya untuk menahan lonjakan rekor infeksi dan kematian Covid-19 di Myanmar.
Baca juga: 40 Tentara Myanmar Dilaporkan Tewas dalam Bentrokan dengan Pasukan Anti-Junta
Artikel lain seputar Krisis Myanmar
(Tribunnews.com/Rica Agustina)