News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Survei: Orang Norwegia Lebih Takut pada Putin daripada Xi Jinping, Kim Jong Un, dan Biden

Penulis: Fitri Wulandari
Editor: Malvyandie Haryadi
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Presiden China Xi Jinping dan Presiden Rusia Vladimir Putin.

Laporan Wartawan Tribunnews, Fitri Wulandari

TRIBUNNEWS.COM, OSLO - Sebanyak 38 persen orang Norwegia melihat Presiden Rusia Vladimir Putin sebagai ancaman terbesar bagi perdamaian dunia, ini berdasar pada hasil survey yang dilakukan oleh lembaga survey setempat, Ipsos.

Sedangkan Presiden China Xi Jinping berada di urutan kedua dengan angka 25 persen, diikuti oleh pemimpin Korea Utara Kim Jong-un.

Lalu Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden hanya meraih 4 persen dalam survey tersebut.

Sementara 7 persen lainnya menganggap 4 nama itu bukan merupakan ancaman, dan 7 persen sisanya ragu-ragu.

Dikutip dari laman Sputnik News, Jumat (16/7/2021), Direktur Fridtjof Nansen Institute, Iver B. Neumann mengaku tidak terkejut dengan temuan tersebut.

Baca juga: Politikus PKS Minta Indonesia Contoh China Mampu Atasi Pandemi Covid-19

Ia menyebutkan tiga alasan yang menjadi landasan mengapa orang Norwegia takut terhadap Rusia.

"Pertama, kami telah melakukan kontak dekat dengan ancaman dari Rusia selama hampir satu abad, ini yang membuat orang-orang waspada terhadap Rusia. Kedua, Rusia jauh lebih dekat dengan kami daripada China, Korea Utara, dan AS. Ketiga, Rusia terus-menerus menggunakan kekuatan militernya sebagai," kata Neumann.

Kendati demikian, Rusia bukan merupakan kekuatan global atau negara adidaya.

Neumann menganggap negeri beruang merah itu 'pemain kecil di dunia' dan hanya memiliki 145 juta penduduk, ekonominya bahkan hanya sebesar Spanyol.

Sebaliknya, China dengan tenaga kerja 1,2 miliar orang dan ekonomi yang bahkan diprediksi dapat melampaui AS dalam waktu yang relatif singkat.

Ini merupakan tantangan selanjutnya bagi perdamaian dunia, karena negara tersebut berpotensi menjadi ancaman besar.

"China adalah kekuatan yang akan mengubah banyak hal, dan ini sudah jelas selama 15 hingga 20 tahun terakhir," tegas Neumann.

Di sisi lain, peneliti dari Departemen Penelitian Perdamaian juga berfokus pada China, Stein Tønnesson menunjukkan bahwa ada kemungkinan konflik di Taiwan akan menjadi pemicu perang global.

"Karena ini, hubungan antara China dan AS memburuk, terutama antara Biden dan Xi Jinping yang paling kritis," kata Tønnesson.

Tidak seperti negara tetangganya, Swedia yang selama berabad-abad telah melakukan perang yang 'tak terhitung' jumlahnya dengan Rusia atas wilayah utara.

Norwegia tidak pernah mengobarkan perang melawan tetangga Timurnya yang memiliki cakupan wilayah luas itu.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini