Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Ketegangan Meningkat, Rusia Minta Warganya di Israel untuk Pergi

Anatoly Viktorov, duta besar Moskow untuk Tel Aviv, menyarankan agar warga negara Rusia segera meninggalkan Israel.

Penulis: Tiara Shelavie
Editor: Suci BangunDS
zoom-in Ketegangan Meningkat, Rusia Minta Warganya di Israel untuk Pergi
AFP/IBRAHIM AMRO
Sebuah gambar menunjukkan pemandangan kehancuran di lokasi serangan udara Israel semalam di lingkungan Mouawad di pinggiran selatan Beirut pada tanggal 4 Oktober 2024. 

TRIBUNNEWS.COM - Rusia memerintahkan warganya untuk meninggalkan Israel di tengah meningkatnya ketegangan dengan Hizbullah dan Iran.

Anatoly Viktorov, duta besar Moskow untuk Tel Aviv, merekomendasikan agar warga negara Rusia segera meninggalkan Israel.

Dalam keterangannya kepada kantor berita Rusia TASS pada tanggal 3 Oktober, diplomat tersebut menyoroti situasi yang memburuk di wilayah tersebut.

Ia mengulangi imbauannya untuk tidak melakukan perjalanan ke Israel.

"Mengenai konflik ekstrem yang terjadi saat ini, kami memperkuat rekomendasi ini [untuk tidak mengunjungi Israel] dan menyarankan agar warga negara yang sekarang berada di Israel berpikir untuk meninggalkan wilayah itu selagi masih ada peluang dalam bentuk penerbangan reguler lanjutan yang dioperasikan oleh sejumlah maskapai penerbangan, termasuk maskapai penerbangan Israel El Al," kata Viktorov.

"Sebelum datang ke Israel atau mengambil keputusan untuk tinggal dalam waktu lama di sana, Anda perlu berpikir keras tentang seberapa dibenarkan tindakan tersebut dan apakah tindakan tersebut layak mempertaruhkan nyawa dan kesehatan Anda."

Viktorov mengatakan, beberapa maskapai penerbangan masih mengoperasikan penerbangan terjadwal, dan ia mendorong warga Rusia untuk memanfaatkan kesempatan ini.

Anatoly Viktorov
Anatoly Viktorov. (Sergei Fadeichev / TASS)
Berita Rekomendasi

Konflik Israel-Lebanon meningkat pada Oktober 2024, dipicu oleh invasi Israel ke Lebanon selatan di tengah pertempuran sengit serta bentrokan yang semakin intensif antara pasukan Israel dan militan Hizbullah.

Eskalasi ini, terkait erat dengan perang Israel-Hamas yang sedang berlangsung, yang dimulai di Gaza pada Oktober 2023.

Hizbullah, kelompok militan Lebanon yang didukung oleh Iran, awalnya bergabung dalam konflik di Timur Tengah karena mendukung Palestina.

Hizbullah dan Israel kerap terlibat baku tembak di perbatasan.

Baca juga: Israel Serang Beirut dengan Ledakan Besar, Jalur Utama Lebanon-Suriah Terputus

Ketegangan memuncak saat pemimpin Hizbullah, Hassan Nasrallah, tewas dalam serangan Israel.

Kemudian pada 1 Oktober 2024, Israel melancarkan invasi darat ke Lebanon, setelah berbulan-bulan melancarkan serangan udara yang menargetkan infrastruktur Hizbullah di seluruh Lebanon.

Hizbullah, yang didukung dan didanai oleh Iran, merupakan salah satu pasukan militer non-negara yang paling bersenjata lengkap di dunia.

Halaman
12
Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
Berita Populer
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas