TRIBUNNEWS.COM - Situasi Afrika Selatan sedang berkecamuk selama enam hari ini, ketika kekerasan dan penjaran memicu gangguan pada kerusuhan terburuk dalam beberapa dasawarsa terakhir.
Kekerasan yang terjadi pun memperangaruhi berbagai sektor, seperti pertanian, manufaktur hingga penyulingan minyak.
Kerusuhan itu terjadi setelah mantan Presiden Jacob Zuma menyerahkan diri kepada pihak berwenang pada Rabu (7/7/2021).
Zuma dijatuhi hukuman 15 bulan penjara karena menentang perintah pengadilan konstitusi untuk memberikan bukti pada penyelidikan yang menyelidiki korupsi tingkat tinggi selama sembilan tahun dia menjabat.
Baca juga: Dari Eks-Persib Hingga Jebolan Liga di Afrika, Ini Deretan Pemain Naturalisasi Persis Solo
Baca juga: POPULER Internasional: Kata WHO Soal Penggunaan 2 Vaksin Berbeda | Rusuh di Afrika Selatan
Keputusan untuk memenjarakannya merupakan hasil dari proses hukum yang dilihat sebagai ujian kemampuan Afrika Selatan untuk menegakkan supremasi hukum, termasuk terhadap politisi yang kuat.
Al Jazeera melaporkan sebelumnya, adapun pemenjaraan presiden yang mengakhiri jabatan pada 2018 itu, menimbulkan kemarahan dari orang-orang pro-Zuma.
Presiden Cyril Ramaphosa pada Senin (12/7/2021) malam bahwa dia mengirim pasukan untuk membantu polisi yang kewalahan menghentikan kerusuhan dan memulihkan ketertiban.
Korban tewas akibat kekerasan selama lima hari di Afrika Selatan telah meningkat menjadi 72 orang, meskipun Ramaphosa mengerahkan pasukan untuk memadamkan kerusuhan.
"Jumlah orang yang kehilangan nyawa sejak awal protes ini telah meningkat menjadi 72 orang," kata polisi pada Selasa (13/7/2021).
Di sisi lain, kemiskinan telah diperburuk oleh pembatasan sosial dan ekonomi yang ketat yang bertujuan untuk mengekang penyebaran Covid-19.
Lebih dari 1.200 orang telah ditangkap dalam pelanggaran hukum yang berkecamuk di daerah miskin di dua provinsi.
Di mana sebuah stasiun radio komunitas digeledah dan dipaksa mengudara pada hari Selasa dan beberapa pusat vaksinasi Covid-19 ditutup, mengganggu vaksiansi yang sangat dibutuhkan.
Banyak kematian di provinsi Gauteng dan KwaZulu-Natal terjadi dalam kekacauan saat ribuan orang mencuri makanan, peralatan listrik, minuman keras dan pakaian dari toko, kata polisi.
Pengerahan 2.500 tentara untuk mendukung polisi Afrika Selatan yang kewalahan sejauh ini gagal menghentikan penjarahan yang merajalela.
Baca juga: Afrika Selatan Dilanda Kerusuhan Mematikan sebagai Buntut Pemenjaraan Jacob Zuma
Baca juga: Kekerasan dan Penjarahan di Afrika Selatan setelah Penangkapan Mantan Presiden Zuma