News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Kalah Pilpres, Donald Trump Nyaris Seret Militer AS Perangi Republik Islam Iran

Editor: Setya Krisna Sumarga
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Presiden AS Donald Trump berbicara kepada wartawan setelah berpartisipasi dalam telekonferensi Thanksgiving dengan anggota Militer Amerika Serikat, di Gedung Putih di Washington, DC, pada 26 November 2020.

Terutama perintah serangan nuklir tanpa terlebih dahulu memeriksanya atau dengan penasihat keamanan nasional, Henry Kissinger.

Pada satu pertemuan dengan para pimpinan Pasukan Gabungan, di Pentagon, Milley, mengutip kalimat terkenal Benjamin Franklin.

Pesan itu disampaikan pula kepada Ketua DPR Nancy Pelosi dan pemimpin mayoritas Senat Mitch McConnell, dan juga utusan pemerintahan transisi Biden.

Milley mengatakan, Trump mungkin mencoba melakukan kudeta, tetapi dia akan gagal karena dia tidak akan pernah berhasil.

“Loyalitas kami adalah pada Konstitusi AS,” kata Milley mengutip kalimat Benyamin Franklin di hadapan para tokoh AS. “Kami tidak akan terlibat dalam politik,” imbuh Milley.

Kolumnis terkemuka The Atlantic, Tom Nichols, menyebut dalam artikelnya, Donald Trump berniat menciptakan kekacauan sebanyak mungkin dalam perjalanannya keluar dari Gedung Putih.

“Kita sudah tahu Trump sedang berpikir untuk menyerang Iran. Pada pertengahan November, setelah dia kalah dalam pemilihan presiden, Trump meminta opsi militer terhadap fasilitas nuklir Iran, sebuah ide sembrono yang digagalkan para pembantunya,” tulis Tom Nichols.

“Amerika Serikat telah mengirim pembom B-52 dalam misi di Teluk Persia tiga kali, termasuk perjalanan pulang pergi 30 jam dari Dakota Utara ke Teluk pada 29 Desember,” imbuhnya.

Penerbangan B-52 adalah metode tradisional Amerika untuk menunjukkan tekad, cara untuk memberi sinyal kepada musuhnya.(Tribunnews.com/Haaretz/TheNewYorker/TheAtlantic/xna)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini