Menurut otoritas pemantau cuaca, curah hujan yang mengguyur wilayah itu adalah yang tertinggi yang tercatat sejak pencatatan dimulai enam puluh tahun lalu.
Baca juga: Ilmuwan China Sebut Asal Usul Covid-19 Alamiah, Bukan Artifisial
Sebelumnya di kota itu mengalami curah hujan rata-rata setahun hanya dalam tiga hari.
Lebih lanjut, tak hanya memakan korban jiwa dan meruntuhkan rumah, banjir juha memaksa pihak berwemamh menutup sistem kereta bawah tanah Zhengzhou yang kebanjiran dan membatalkan ratusan penerbangan.
Video yang belum diverifikasi di media sosial menunjukkan penumpang di gerbong kereta bawah tanah yang banjir di Zhengzhou berpegangan pada pegangan ketika air di dalamnya melonjak setinggi bahu, dengan beberapa berdiri di kursi.
Air terlihat memancar melalui area bawah tanah yang kosong dalam rekaman CCTV penyiar negara.
Di akun Weibo resminya, dinas pemadam kebakaran membagikan laporan bahwa penumpang diselamatkan dari kereta yang terdampar, tetapi tidak mengunggah pernyataannya sendiri.
Baca juga: Jepang Kecam Serangan Siber Berbagai Kelompok yang Didukung Pemerintah China
Salah satu akun penumpang mengatakan petugas pemadam kebakaran dan penyelamat telah membuka lubang di atap gerbongnya dan mengevakuasi penumpang satu per satu.
Beredar pula rekaman menunjukkan seorang pria duduk di atas mobilnya yang setengah terendam di sebuah underpass.
Lebih dari 10.000 orang telah dievakuasi pada Selasa sore, kata pemerintah provinsi.
Pemerintah kemudian memperingatkan bahwa 16 waduk telah menunjukkan tanda-tanda air naik ke tingkat yang berbahaya karena hujan merusak ribuan hektar tanaman dan menyebabkan kerusakan.
Baca artikel lain seputar China
(Tribunnews.com/Rica Agustina)