News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Virus Corona

Penyelidikan Tahap 2 Asal Covid-19, China Tolak WHO Audit Laboratorium dan Fasilitas di Wuhan

Penulis: Fitri Wulandari
Editor: Johnson Simanjuntak
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ilustrasi virus corona

TRIBUNNEWS.COM, BEIJING - China menganggap kriteria yang ditetapkan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) untuk tahap kedua penyelidikan tentang asal-usul virus corona (Covid-19) sebagai suatu 'penghinaan' dan tidak akan mengikutinya.

Pernyataan ini disampaikan Komisi Kesehatan Nasional China pada hari Kamis waktu setempat.

Sebelumnya pada pekan lalu, Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus mengatakan bahwa studi kedua akan mencakup audit laboratorium dan fasilitas penelitian di daerah tempat kasus pertama Covid-19 tercatat pada Desember 2019.

Studi baru ini merupakan bagian dari 5 tahap rencana yang disusun WHO untuk mengidentifikasi dari mana virus corona berasal.

Sementara itu, perwakilan dari Institut Virologi Wuhan menegaskan bahwa lembaga tersebut tidak pernah menemukan apalagi membocorkan virus tersebut.

"Hingga 31 Desember 2019, Institut Virologi Wuhan tidak pernah mempelajari dan menghadapi Covid-19. Institut Virologi Wuhan tidak pernah mensintesis, menciptakan Covid, dan tidak pernah membiarkannya bocor. Apalagi, tidak ada karyawan maupun mahasiswa institut tersebut yang pernah terinfeksi Covid-19 hingga saat itu," kata perwakilan lembaga tersebut dalam konferensi pers.

Institut tersebut menekankan bahwa tidak ada bukti yang menguatkan asal virus dan kebocorannya itu berasal dari laboratorium.

"Para ilmuwan telah mencapai konsensus bahwa Covid-19 berasal dari alam. Para ahli telah menerbitkan pernyataan yang mengatakan bahwa tidak ada bukti asal buatan Covid-19 dan kebocorannya itu dari laboratorium kami," kata perwakilan lembaga itu.

Baca juga: Pria di China Meninggal setelah Terpapar Virus Monkey B Langka, Ini Gejala yang Perlu Diperhatikan

Sementara itu di sisi lain, lebih dari setengah juta warga China telah menandatangani pernyataan surat bersama yang ditujukan kepada WHO.

Mereka menuntut penyelidikan dilakukan terhadap Laboratorium Fort Detrick milik Amerika Serikat (AS) demi 'mencegah' munculnya epidemi di masa depan.

Surat itu berisi pernyataan bahwa China sebelumnya telah mengizinkan Ahli Virologi Barat dan perwakilan media AS untuk mengunjungi Institut Virologi Wuhan.

Sementara AS tidak memberikan izin untuk mengakses Fort Detrick atau membagikan data apapun dengan negara lainnya, termasuk China yang independen dari pengaruh geopolitik AS.

Padahal Institut Penelitian Penyakit Menular Angkatan Darat AS (USAMRIID) di Fort Detrick, Maryland, sempat ditutup sementara pada 2019 setelah dilakukannya inspeksi oleh Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) AS.

Pihak laboratorium di Fort Detrick mengatakan bahwa alasan penutupannya adalah 'masalah infrastruktur yang sedang berlangsung dengan dekontaminasi air limbah'.

Halaman
12
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini