Rouhani yang segera lengser mengatakan penyelesaian proyek oleh insinyur Iran, menggunakan potensi dalam negeri dalam waktu yang singkat 2 tahun dan beberapa bulan adalah respon yang kuat dan tegas untuk semua konspirator, khususnya AS, karena minyak adalah salah satu elemen terpenting di daftar sanksi Amerika.
Presiden Rouhani lebih lanjut mencatat sanksi AS menargetkan dua bidang penting ekspor minyak dan pasokan barang-barang pokok dari Iran.
AS ingin memaksa Iran kehabisan devisa untuk memenuhi kebutuhannya lewat larangan ekspor minyaknya. Sanksi itu juga berdampak di sector kesehatan untuk rakyat Iran.
Namun menurut Rouhani, pemerintah Iran sudah bisa mengalokasikan mata uang untuk membeli vaksin dari luar negeri. Di sisi lain, vaksin dalam negeri juga sudah masuk ke pasar.
"Sekitar 10 juta orang telah divaksinasi sejauh ini," katanya, seraya menambahkan pemerintahnya telah memenuhi janjinya untuk menyuntik orang di atas usia 60 tahun serta pasien dengan penyakit khusus.
Menurut Presiden, 300 hingga 400 ribu orang di Iran menerima vaksin setiap hari.
Menteri Perminyakan Iran, Bijan Zanganeh melengkapi pernyataan Rouhani menggambarkan hari peresmian itu sebagai peristiwa bersejarah bagi industri minyak Iran.
Menurut Bijan, lebih dari 250 perusahaan telah terlibat dalam proyek yang ia gambarkan sebagai "proyek nasional besar, yang dilaksanakan dan dioperasikan di bawah sanksi keras dan perang ekonomi."(Tribunnews.com/Aljazeera/FarsNewsAgency/xna)