TRIBUNNEWS.COM, HANOI - Vietnam memberlakukan lockdown di ibukota Hanoi, membuat delapan juta penduduknya harus tinggal di rumah, mulai Sabtu (24/7).
Lockdown terbaru ini dilakukan untuk mengekang wabah virus corona serius yang telah memaksa sepertiga negara itu untuk tinggal di rumah.
Disebutkan, pemerintah melarang pertemuan lebih dari dua orang di depan umum. Hanya kantor pemerintah, rumah sakit, dan bisnis penting yang diizinkan tetap buka.
Pihak berwenang melaporkan lebih dari 7.000 infeksi baru di seluruh negeri pada hari Jumat (23/7). Ini merupakan rekor jumlah infeksi harian ketiga dalam seminggu.
Pusat ibu kota yang biasanya ramai itu kosong. Toko-toko tutup saat lockdown diberlakukan, meskipun orang-orang masih terlihat di jalan-jalan di pinggiran kota.
Baca juga: Tak Hanya Indonesia, Kasus Covid-19 Juga Melonjak Tajam di Malaysia, Thailand, Vietnam dan Myanmar
Baca juga: 3 Negara Tetangga Indonesia Pecah Rekor Covid-19, Faskes di Vietnam Diambang Kolaps
"Saya pikir orang-orang di Hanoi seperti saya setuju dengan keputusan tiba-tiba kota untuk melockdown kota," kata penduduk lokal Nguyen Van Chien.
"Kita harus mengambil risiko ekonomi untuk melawan pandemi ini," tambahnya.
Setelah berhasil menahan wabah virus corona terbatas tahun lalu, Vietnam telah melihat kasus meroket sejak akhir April.
Sekitar sepertiga dari 100 juta orang Vietnam sudah tunduk pada perintah lockdown.
Hampir 5.000 di antaranya berasal dari kota metropolitan terbesar di Vietnam, Kota Ho Chi Minh selatan, yang juga telah memperpanjang pengunciannya hingga 1 Agustus.
Baca juga: Dianggap Lebih Aman dan Efektif, Vietnam Akan Campur Dosis Vaksin AstraZeneca dan Pfizer
Baca juga: BREAKING NEWS: SEA Games Vietnam Resmi Ditunda
Dalam gelombang terbaru COVID-19 sejak April, Vietnam telah mencatat lebih dari 83.000 infeksi dan 335 kematian.
Tetapi wabah tersebut telah menunjukkan sedikit tanda-tanda perlambatan dan pusat komersial selatan Kota Ho Chi Minh, yang telah mencatat sebagian besar kasus baru-baru ini, memperpanjang perintah tinggal di rumah pada hari Jumat.
"Saya telah berada di dalam ruangan selama sebulan. Situasi di kota kami menakutkan," kata penduduk Le Bich Thanh kepada AFP, seperti dikutip The Straits Times.
Pihak berwenang memulai kampanye untuk mendisinfeksi seluruh kota, yang mereka katakan akan memakan waktu seminggu.