Laporan Wartawan Tribunnews, Fitri Wulandari
TRIBUNNEWS.COM, NEW YORK - Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB) meminta China bekerja sama dengan tim penyelidikan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) untuk mencari asal-usul virus corona (Covid-19).
Pernyataan tersebut disampaikan oleh kantor Sekretaris Jenderal (Sekjen) PBB António Guterres melalui Wakil Juru Bicara PBB Farhan Haq.
"Kami memohon semua negara anggota, termasuk China, untuk bekerja sama sepenuhnya dengan Organisasi Kesehatan Dunia, dan jika Organisasi Kesehatan Dunia meyakini itu memerlukan informasi lebih lanjut, kami berharap mereka semua dapat bekerja sama," kata Haq.
Perlu diketahui, pernyataan PBB muncul setelah China mengecam rencana WHO yang akan melakukan penyelidikan tahap kedua tentang asal-usul virus corona.
Dikutip dari laman Sputnik News, Sabtu (24/7/2021), Komisi Kesehatan Nasional China menilai kebutuhan badan kesehatan global itu yang ingin mengaudit laboratorium serta fasilitas penelitian di Wuhan untuk bahan penyelidikan sebagai suatu 'penghinaan', China pun menolak skenario ini secara keras.
Kementerian Luar Negeri (Kemlu) China melalui Juru Bicaranya, Zhao Lijian pada Jumat kemarin bahkan menyatakan keprihatinannya dan mengklaim bahwa penyelidikan baru disusun dengan tujuan untuk mengalihkan kesalahan munculnya pandemi ini kepada China.
Baca juga: Virus corona: Apakah AS mendanai penelitian virus berbahaya di Wuhan?
"Orang tidak mungkin tidak berpikir bahwa rencana ini sengaja dibuat untuk terus menggaungkan 'teori kebocoran lab' yang diadvokasi oleh negara-negara tertentu seperti Amerika Serikat (AS). Dan kurangnya transparansi dalam proses penyusunannya juga menambah kecurigaan bahwa rencana tersebut adalah produk politik, manipulasi," kata Lijian.
China pun menolak untuk bekerja sama dengan WHO pada penyelidikan kedua, setelah terungkap bahwa prosesnya akan mencakup 'audit laboratorium dan lembaga penelitian terkait' yang beroperasi di daerah di mana kasus Covid-19 kali pertama dikonfirmasi terdeteksi, yakni Wuhan.
Skenario ini mungkin akan menempatkan Institut Virologi Wuhan menjadi pusat penyelidikan WHO, karena kasus pertama telah terdaftar di kota Wuhan pada Desember 2019.
Namun, otoritas China berulang kali mempertanyakan fakta ini, menunjukkan bahwa infeksi Covid-19 pertama mungkin terjadi di tempat lain di dunia, namun klaim mereka belum diakui pada saat itu.
Agen Mata-mata AS Mencari Sumber Virus di China
Ini adalah inspeksi kali kedua yang direncanakan WHO untuk dilakukan di China demi menetapkan bagaimana virus corona yang awalnya hanya menginfeksi hewan, bisa berpindah ke manusia.
Sebelumnya, misi penyelidikan pertama WHO telah memutuskan pada Maret lalu bahwa sangat tidak mungkin virus itu adalah buatan manusia atau bocor dari laboratorium.