News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Virus Corona

Sejumlah Rumah di Yangon Myanmar Kibarkan Bendera Kuning untuk Meminta Pertolongan akibat Covid-19

Penulis: Tiara Shelavie
Editor: Miftah
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Sebuah flat di Marlarnew Street di Tamwe Township, Yangon terlihat mengibarkan bendera kuning pada 20 Juli. Beberapa rumah di kota Yangon, Myanmar, mengibarkan bendera kuning sebagai tanda permintaan tolong akibat Covid-19

TRIBUNNEWS.COM - Beberapa rumah di kota Yangon, Myanmar, mengibarkan bendera kuning sebagai tanda permintaan tolong akibat Covid-19, menurut penduduk lokal seperti yang dilansir Eleven Myanmar.

Kasus Covid-19 telah melonjak di Myanmar, beberapa keluarga pun mengibarkan bendera di depan rumahnya untuk meminta bantuan obat.

"Saya berterima kasih kepada orang-orang yang membantu kami," kata seorang anggota keluarga yang mengibarkan bendera di kota Oakkalapa Selatan.

"Suami saya sakit di hari sebelumnya dan saya juga."

"Hanya anak-anak yang tersisa."

Baca juga: Kasus Melonjak, Myanmar Tingkatkan Target Vaksinasi

Baca juga: Komite Hak Anak PBB: 75 Anak Tewas, 1.000 Orang Ditahan Sejak Kudeta Myanmar 1 Februari 2021

"Kami tidak bisa membeli obat-obatan di luar jadi kami mengibarkan bendera untuk meminta bantuan membeli obat-obatan."

"Orang-orang membeli obat-obatan dan memberi kami pagi ini."

Sebuah flat di Marlarnew Street di Tamwe Township, Yangon terlihat mengibarkan bendera kuning pada 20 Juli (elevenmyanmar.com)

Dia melanjutkan bahwa orang-orang segera datang untuk menyumbangkan obat setelah bendera dikibarkan.

Mereka pun mengucapkan terima kasih atas bantuan warga.

Orang-orang memposting di media sosial baru-baru ini bahwa jika ada orang yang terinfeksi Covid-19 dan membutuhkan obat-obatan atau makanan, mereka harus mengibarkan bendera kuning sebagai tanda.

Beberapa rumah di kota Hlaing, Oakkalapa Selatan dan Tamwe terlihat mengibarkan bendera kuning untuk meminta bantuan.

Selain itu, mereka yang membutuhkan bantuan bisa mendapat pengiriman makanan dan obat-obatan gratis dengan harga kurang dari Ks5,000 (Rp44 ribu), menurut postingan di media sosial.

Tanda Serupa: Bendera Putih di Kuala Lumpur, Malaysia

Bendera putih sebagai tanda kesulitan dikeluarkan oleh beberapa rumah tangga di Malaysia, ketika orang-orang berjuang untuk tetap bisa makan di tengah lockdown ketat.

Kampanye bendera putih atau #benderaputih di Malaysia menunjukkan bagaimana masyarakat sipil saling menolong tetangganya yang kesulitan, saat bantuan langsung dari pemerintah tidak bisa diharapkan.

Dilansir News18, Malaysia memberlakukan lockdown ketat sejak 1 Juni sebagai akibat dari peningkatan mendadak kasus Covid-19.

Menurut laporan, pembatasan di dalam dan sekitar Ibu Kota Kuala Lumpur melarang warga meninggalkan rumah antara jam 8 malam dan jam 8 pagi di daerah yang terkena dampak, kecuali untuk keadaan darurat.

Jalan di daerah yang terkena dampak juga ditutup.

Semua titik masuk dan keluar dijaga oleh polisi.

Baca juga: Politik Malaysia Memanas, Sekutu Utama Tarik Dukungan terhadap Perdana Menteri, Mendesaknya Mundur

Baca juga: Reshuffle Kabinet Malaysia: PM Muhyiddin Yassin Tunjuk Ismail Sabri sebagai Wakil Perdana Menteri

Warga kibarkan bendera putih (CGTN)

Itu berarti orang-orang di lingkungan yang lebih miskin menderita kehilangan pendapatan yang parah.

Ketika lockdown selama sebulan ternyata diperpanjang, pesan mulai muncul di media sosial keluarga yang berjuang untuk mendapatkan kebutuhan pokok untuk bertahan hidup.

Baca juga: Wanita di Malaysia Diberi Suntikan Vaksin Kosong, Perawat Diduga Kelelahan

Warga kibarkan bendera putih untuk meminta bantuan (CGTN)

Kampanye bendera putih mendapat perhatian di media sosial pada minggu pertama bulan Juli.

Pesan itu sebagian besar datang dari keluarga berpenghasilan rendah yang mencari bantuan.

Menggunakan Facebook dan platform media sosial lainnya, relawan masyarakat memberikan informasi orang-orang yang sedang mencari bantuan.

Sehingga, warga dapat terhubung dengan mereka yang datang untuk menawarkan bantuan, termasuk pebisnis dan selebriti.

(Tribunnews.com, Tiara Shelavie)

Berita lainnya dari Myanmar

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini