Laporan Layanan Penelitian Kongres yang berbasis di AS 24 Juni lalu menyebutkan bahwa Amerika Latin dan Karibia, yang mencakup delapan persen dari populasi global, merupakan 20 persen dari kasus Covid-19 di dunia.
“Tetapi sekitar Mei, Chili dan Peru meminta WHO untuk mempertimbangkan varian dan menambahkannya ke daftar varian yang diminati. Pertengahan Juni lalu, WHO menerima dan melabelinya sebagai Lambda,” ujarnya.
Baca juga: Varian Lambda, Label yang WHO Berikan kepada Varian Baru Virus Corona
Di mana menyebarnya?
Menurut data dari Global Initiative on Sharing All Influenza Data (GISAID), sebuah platform di mana negara-negara mengunggah urutan virus Covid-19, jenis Lambda telah mencapai ke 28 negara.
Di antaranya Brasil, Spanyol, Belanda, Aruba, Belgia, Prancis, Portugal, dan Amerika Serikat.
Apa karakteristik strain?
Penelitian terbaru tentang galur Lambda telah mencatat beberapa mutasi pada protein lonjakannya, bagian dari virus yang melakukan kontak dengan sel manusia, mengikatnya, dan kemudian menginfeksinya.
Sebuah penelitian tim dari Sekolah Kedokteran Grossman Univeristas New York, yang dirilis di situs web medis bioRxov Juli (sebelum ditinjau sejawat) Juli lalu menyebutkan, mutasi yang diamati pada protein lonjakan mungkin menjadi alasan bagi "peningkatan penularannya ... dan itu bisa mengurangi perlindungan oleh vaksin saat ini".
Menurut ahli virologi Ricardo Soto-Rifo dari Institut Ilmu Biomedis Universitas Chili, salah satu mutasi berlabel L452Q mirip dengan mutasi yang juga ditunjukkan pada varian Delta yang diyakini berkontribusi pada tingkat infeksi yang tinggi dari jenis itu.
Baca juga: Virus Covid-19 Baru Asal Indonesia, Namanya B.1466.2, Kini Dalam Pengawasan WHO
Namun Soto-Rifo mengingatkan bahwa efek mutasi yang sebenarnya masih belum jelas.
“Namun kami belum dapat mengatakan apa dampak sebenarnya dari mutasi ini, karena ini adalah jenis yang telah ditunjukkan terutama di Amerika Selatan, dan itu menempatkan kami pada posisi yang kurang menguntungkan, karena kami tidak memiliki semua sumber daya untuk melakukan penelitian yang diperlukan," katanya.
Apakah vaksin efektif melawan Lambda?
Dengan tim ilmuwan, Soto-Rifo melakukan studi pendahuluan (belum ditinjau sejawat) untuk menilai efek vaksin CoronaVac yang dikembangkan China pada strain Lambda.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa Lambda mampu menetralkan antibodi yang dihasilkan oleh vaksin.