TRIBUNNEWS.COM - Lima jenderal militer Kuba dilaporkan meninggal dalam beberapa hari terakhir secara misterius, menurut laporan dari pemerintah.
Dilansir The Guardian, tidak ada dugaan kejahatan di balik kematian lima orang itu.
Adapun kelima jenderal yang meninggal itu kebanyakan telah berusia lanjut dan pensiunan.
Diketahui salah satu diantaranya adalah mantan Kepala Angkatan Udara Kuba saat insiden penembakan dua pesawat pribadi AS pada 1996.
Saat ini, Kuba mengalami lonjakan kasus infeksi Covid-19.
Baca juga: Rusia Kirim Makanan dan Masker Ke Kuba yang Dilanda Protes Massal Soal Krisis Pangan dan Obat-obatan
Baca juga: Amerika Serikat Jatuhkan Sanksi kepada Pejabat Kuba yang Lakukan Pelanggaran HAM saat Aksi Protes
Bahkan rata-rata kasus baru hariannya mendekati angka 8.000, naik hampir delapan kali lipat dari awal Juli.
Sehingga beberapa pengamat menduga pandemi Covid-19 turut bertanggung jawab atas kematian kelima jenderal tersebut.
Diantara lima orang itu, yang termuda berusia 57 tahun.
Hingga kini, pemerintah Kuba belum memberikan penjelasan atas penyebab kematian kelima orang tersebut.
Menurut Miami Herald, media yang pertama kali melaporkan hal ini, kelima jenderal meninggal dalam beberapa hari setelah protes anti-pemerintah di seluruh Kuba.
Protes itu disebut pergolakan publik yang terbesar yang terjadi kepada rezim pemerintahan di Kuba.
Kematian para jenderal juga menarik perhatian Senator Senior Florida, Marco Rubio, yang orang tuanya berimigrasi dari Kuba pada 1950-an sebelum revolusi komunis 1959 oleh eks PM dan Presiden Kuba Fidel Castro.
"Sembilan hari. Lima jenderal tewas di #Kuba. Sangat aneh," cuitnya pada Selasa (27/7/2021).
Sebelumnya dia juga menyebut pejabat tinggi militer di Kuba bernasib buruk belakangan ini.