TRIBUNNEWS.COM, NEW YORK - Inggris memperingatkan Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) bahwa setengah dari 54 juta penduduk Myanmar dapat terinfeksi Covid-19 dalam dua minggu ke depan.
“Kudeta telah mengakibatkan sistem kesehatan hamper lumpuh, dan petugas kesehatan diserang serta ditangkap,” kata Duta Besar Inggris untuk PBB Barbara Woodward, dalam diskusi informal Dewan Keamanan tentang Myanmar, Kamis ( 29/7).
“Virus ini menyebar melalui populasi, memang sangat cepat. Dengan beberapa perkiraan, dalam dua minggu ke depan, setengah dari populasi Myanmar dapat terinfeksi Covid, ”katanya.
Situasi dalam negeri Myanmar dalam kekacauan sejak militer menggulingkan pemerintah terpilih yang dipimpin oleh Aung San Suu Kyi pada 1 Februari.
Tindakan ini memicu protes dan pertempuran yang meluas antara tentara dan milisi sipil yang baru dibentuk.
Baca juga: Sejumlah Rumah di Yangon Myanmar Kibarkan Bendera Kuning untuk Meminta Pertolongan akibat Covid-19
Baca juga: COVID dan Kudeta: Myanmar Dalam Cengkeraman Krisis Ganda
Amerika Serikat, Inggris dan negara lainnya telah menjatuhkan sanksi pada para pemimpin militer lantaran melakukan kudeta dan penindasan protes pro-demokrasi di mana ratusan orang telah tewas. Bisnis militer yang luas juga menjadi sasaran.
Inggris mendesak Dewan untuk memastikan resolusi 2565 dihormati di Myanmar.
Resolusi itu menuntut gencatan senjata di zona konflik untuk memungkinkan pengiriman vaksin virus corona yang aman.
“Sangatlah penting kita mempertimbangkan untuk menerapkannya,” kata Woodward.
Media pemerintah Myanmar Rabu (28/7) lalu melaporkan bahwa militer sedang mencari bantuan internasional untuk mengatasi virus corona.
Baca juga: Kasus Melonjak, Myanmar Tingkatkan Target Vaksinasi
Baca juga: Relawan Jemput Mayat dari Rumah ke Rumah, Myanmar Diprediksi Jadi Negara Penyebar Tercepat Covid-19
Infeksi di negara Asia Tenggara itu telah melonjak sejak Juni.
Data Kementerian Kesehatan Myanmar, yang dikutip media pemerintah, menyebutkan bahwa 4.980 kasus baru Covid dan 365 kematian pada Rabu (28/7).
Sementara petugas medis dan layanan pemakaman menyebutkan korban jauh lebih tinggi.
PBB memperkirakan hanya 40 persen fasilitas kesehatan Myanmar yang masih dapat berfungsi.