News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Penanganan Covid

Pemimpin Tertinggi Iran Ali Khamenei Diminta Memberlakukan Lockdown yang Diawasi Militer

Editor: hasanah samhudi
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Sebuah gambar selebaran yang disediakan oleh kantor Pemimpin Tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei pada 23 Juli 2021 menunjukkan dia menerima dosis kedua dari vaksin virus corona yang diproduksi di dalam negeri COVIran Barekat di ibu kota Teheran.

TRIBUNNEWS.COM, TEHERAN  - Menteri Kesehatan Iran Saeed Namaki telah menyerukan lockdown selama dua minggu yang pelaksanaannya diawasi oleh militer dan penegak hukum, untuk menahan laju kasus Covid-19 yang mengkhawatirkan negeri itu.

Permintaan Menkes Iran ini ditujukan kepada Pemimpin Tertinggi Ali Khamenei, dan juga dipublikasikan oleh media Iran hari Minggu (1/8/2021).

“Tekanannya sangat tinggi sehingga saya khawatir bahkan rencana ini tidak akan cukup, kecuali kita mengurangi beban eksponensial penyakit melalui tindakan pencegahan cepat dan meningkatkan kepatuhan terhadap protokol kesehatan,” tulisnya.

Menteri mengatakan gelombang kelima infeksi virus corona kali ini didominasi oleh varian Delta yang ganas.

Menurutnya, hal ini bisa menjadi bencana  besar dan tidak dapat diubah jika tidak ada yang dilakukan karena negara ini akan kekurangan tempat perawatan atau kekurangan tenaga kesehatan.

Baca juga: Pemimpin Tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei Terima Suntikan Vaksin Lokal COVIran Barekat

Baca juga: Twitter Hapus Cuitan Ayatollah Ali Khamenei yang Sebut Vaksin AS dan Inggris Tak Dapat Dipercaya

“Meskipun mereka divaksinasi, rekan kerja saya semua jatuh sakit karena lama tidak bisa tidur dan stres,” katanya, juga memperingatkan bahwa sistem kesehatan negara itu bisa runtuh.

Pemimpin 65 universitas dan fakultas kedokteran di seluruh negeri juga mengirimi surat kepada Presiden Hassan Rouhani dan menyerukan lockdown di negara itu.

Lebih dari 3,9 juta kasus Covid-19 telah terdaftar di Iran sejak Februari 2020. Dari angka itu, 91.000 orang telah kehilangan nyawa dalam apa yang telah lama menjadi pandemi paling mematikan di Timur Tengah.

Kementerian Kesehatan mengatakan 366 lebih orang Iran meninggal pada hari Minggu (1/8) sementara jumlahnya menunjukkan kematian akibat virus telah melonjak 38 persen dibandingkan dengan seminggu sebelumnya.

Lebih dari 32.500 kasus yang baru ditemukan yang diumumkan pada hari Minggu (1/8) berada di antara beberapa yang tertinggi di dunia, dan juga menunjukkan peningkatan 32 persen dibandingkan dengan minggu sebelumnya.

Baca juga: Pemimpin Iran Khamenei Larang Impor Vaksin Covid-19 dari AS dan Inggris

Baca juga: Sydney Perpanjang Lockdown Sebulan Hingga 28 Agustus Karena Kasus Covid-19 Melonjak Lagi

Lockdown Tidak Ketat

Iran telah melakukan sejumlah lockdown dan penutupan sementara di seluruh negeri sejak pandemi dimulai. Tapi sebagian besar lockdown tersebut diberlakukan tidak ketat.

Pemerintah menempatkan ibu kota Teheran dan negara tetangga Alborz di bawah penguncian total selama enam hari pada akhir Juli.

Tetapi sebagian besar lockdown itu dianggap berhasil karena hampir tidak ada bisnis yang ditutup dan pembatasan perjalanan dilanggar di tengah penegakan protokol yang rendah.

Halaman
123
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini