TRIBUNNEWS.COM - Beberapa negara di dunia melanjutkan administrasi vaksinasi Covid-19 dosis ketiga atau booster untuk penduduknya.
Padahal, WHO telah meminta agar negara-negara kaya itu tidak melakukannya setidaknya hingga akhir September.
"Saya memahami keprihatinan semua pemerintah untuk melindungi rakyatnya dari varian Delta," kata Kepala WHO, Tedros Adhanom Ghebreyesus pada konferensi pers pada 4 Agustus lalu.
"Tetapi kami tidak dapat menerima negara-negara yang telah menggunakan sebagian besar pasokan vaksin global untuk menggunakan lebih banyak lagi."
"Sementara orang-orang yang paling rentan di dunia belum terlindungi."
Baca juga: Abaikan Seruan WHO, Jerman, Prancis dan Israel Tetap Berencana Gunakan Vaksin Booster
Baca juga: Presiden Xi Jinping: China Akan Sediakan 2 Miliar Dosis Vaksin Covid-19 Untuk Dunia
Lebih dari empat miliar dosis vaksin telah diberikan secara global.
Lebih dari 80 persennya dikirim ke negara-negara berpenghasilan menengah atau tinggi, menurut WHO.
Prancis, Jerman, dan Inggris adalah negara-negara yang berencana menawarkan suntikan booster COVID-19 bulan depan kepada orang tua dan rentan.
Di Inggris, 32 juta suntikan booster ditargetkan akan diberikan kepada penduduk, lapor Telegraph.
"Kami ingin memberikan vaksinasi ketiga kepada kelompok rentan di Jerman dan pada saat yang sama mendukung vaksinasi sebanyak mungkin orang di dunia," kata Kementerian Kesehatan Jerman kepada Reuters.
Baca juga: Vaksinolog : Booster Tak Bermanfaat Jika Orang di Sekitarnya Belum Divaksin
Baca juga: WHO Minta Dunia Tidak Egois Pakai Dosis Booster, Utamakan Berbagi Vaksin Dengan Negara Miskin
Sementara itu, Israel telah memberikan lebih dari 11 juta dosis vaksin.
Lebih dari 60% dari 9 juta penduduknya telah divaksinasi, menurut Our World in Data.
Israel mulai meluncurkan program vaksin booster bulan Agustus untuk orang tua, dengan berpegang pada data bahwa kemanjuran vaksin mungkin turun dari waktu ke waktu.
Berbicara setelah pengarahan WHO, Perdana Menteri Israel Naftali Bennett mengatakan dalam acara Facebook Live bahwa Israel memiliki populasi kecil yang tidak secara signifikan mempengaruhi surplus global.
Ia menambahkan bahwa apa yang dilakukan negara itu secara dramatis berkontribusi pada pengetahuan global, lapor AFP.
Bennett juga meminta orang tua untuk menerima "hadiah besar" berupa suntikan booster, sambil mendorong orang muda untuk divaksinasi.
Baca juga: Vaksinasi Covid-19 pada Ibu Hamil dan Menyusui, Ini Hal-hal yang Perlu Diketahui
Baca juga: Vaksin Ibu Hamil, Ini Syarat dan 3 Jenis Vaksin Covid-19 yang Digunakan
Amerika Serikat, yang belum mengumumkan rencana untuk suntikan booster, juga mengabaikan permohonan WHO tersebut.
Pada konferensi pers, Sekretaris Pers Gedung Putih, Jen Psaki menyebut WHO melakukan "pilihan yang salah."
Psaki mengatakan, AS dapat menyumbangkan lebih banyak vaksin sambil juga memberikan suntikan booster untuk warganya.
AS telah menyumbangkan lebih dari 110 juta vaksin ke dunia, lebih dari negara mana pun.
AS juga bermaksud untuk menyumbangkan lebih banyak, ujar Psaki, menyerukan anggota G7 lainnya dan komunitas global untuk meningkatkan vaksinasi.
"Jika FDA memutuskan bahwa booster direkomendasikan untuk sebagian populasi, AS akan melakukannya."
"Kami yakin kami dapat melakukan keduanya, dan kami tidak perlu memilih salah satu," kata Psaki.
(Tribunnews.com, Tiara Shelavie)
Berita lainnya seputar vaksinasi Covid-19