TRIBUNNEWS.COM, KABUL - Menteri Pertahanan Inggris Ben Wallace mengatakan bahwa konflik internal di Afghanistan dapat menyebabkan perang saudara dan menciptakan tempat berkembang biak yang potensial bagi kelompok teroris seperti Al-Qaeda.
Peringatan itu disampaikannya saat serangan Taliban mendekati Kabul, ibu kota Afghanistan.
Dikutip dari laman Russia Today, Jumat (13/8/2021), Wallace mengatakan pada hari Jumat waktu setempat bahwa negara Barat perlu belajar dari sejarah bahwa 'kepentingan yang bersaing' selalu merusak gagasan persatuan di Afghanistan.
"Inggris menemukan bahwa pada tahun 1830-an, Afghanistan merupakan negara yang dipimpin oleh panglima perang serta dipimpin oleh berbagai provinsi dan suku. Dan jika anda tidak terlalu berhati-hati, anda akan berakhir dalam perang saudara dan saya pikir kita sedang menuju ke perang saudara, perang sipil," kata Wallace.
Baca juga: Taliban Taklukkan 15 dari 34 Ibu Kota Provinsi di Afghanistan dalam Satu Minggu
Sementara keuntungan teritorial Taliban yang luas menciptakan kesan bahwa satu entitas sedang mengkonsolidasikan kekuatan di Afghanistan.
Kenyataannya adalah, kata dia, kelompok militan terdiri dari orang-orang dengan loyalitas yang bersaing.
"Taliban bersifat memecah, menjadi segala macam kepentingan yang berbeda," tegas Wallace.
Secara terpisah, ia juga menyatakan kekhawatirannya bahwa organisasi teroris dapat menemukan perlindungan di Afghanistan karena situasi internal yang terjadi di 'negara gagal' itu terus memburuk.
Wallace pun memprediksi kelompok teroris Al-Qaeda akan 'hidup' kembali di Afghanistan.
Menurutnya, ketidakstabilan yang berkembang di Afghanistan dapat menimbulkan ancaman keamanan bagi Inggris.
"Al-Qaeda mungkin akan kembali," papar Wallace.
Ia tampaknya juga mengkritik bagaimana penanganan konflik yang berlangsung hampir 20 tahun itu.
Wallace menilai intervensi Barat di negara-negara seperti Afghanistan seharusnya ditujukan untuk 'mengelola' situasi, bukan untuk memberikan 'perbaikan secara instan'.
Mengkonfirmasi laporan sebelumnya, Wallace juga menyampaikan bahwa kota terbesar kedua di Afghanistan, Kandahar, saat ini 'sudah jatuh ke tangan Taliban'.
Sebelumnya, kelompok militan Taliban telah melancarkan serangan secara luas sejak Mei lalu di Afghanistan, saat pasukan koalisi pimpinan Amerika Serikat (AS) menyelesaikan penarikan pasukan mereka dari negara itu.
AS pun diperkirakan akan sepenuhnya menarik diri dari Afghanistan pada 31 Agustus mendatang.
Setelah serangkaian kemenangan yng diraih Taliban, banyak yang kini meyakini bahwa kelompok militan tersebut siap untuk melancarkan serangan ke Kabul.
Tentara pasukan khusus dari AS, Inggris, dan Kanada kini dilaporkan telah dikerahkan untuk mengevakuasi staf diplomatik serta warga negara mereka yang masih berada di negara itu secara aman.