News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Konflik di Afghanistan

UPDATE: Taliban Desak Perempuan Gabung ke Pemerintahan, Joe Biden Sindir Presiden Afghanistan Kabur

Penulis: Inza Maliana
Editor: Arif Fajar Nasucha
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Pejuang Taliban berdiri di atas kendaraan di sepanjang pinggir jalan di Kandahar, Afghanistan, pada 13 Agustus 2021. (STR/AFP)

TRIBUNNEWS.COM - Konflik di Afghanistan telah terjadi sejak Taliban berhasil menduduki Ibu Kota Kabul pada Minggu (15/8/2021).

Setelahnya, kekacauan terjadi di Bandara Internasional Hamid Karzai di Kabul, Afghanistan pada Senin (16/7/2021).

Dari video yang beredar, terlihat jelas warga beramai-ramai memadati bandara untuk melarikan diri.

Presiden Afghanistan, Ashraf Ghani pun dikabarkan kabur dengan empat mobil dan helikopter penuh uang.

Lantas, bagaimana update terbaru mengenai situasi di Afghanistan?

Baca juga: Taliban Berkuasa, Joe Biden Salahkan Presiden dan Militer Afghanistan yang Enggan Berjuang

Baca juga: Sumber Intelijen Sebut China Ikut Bantu Kemenangan Taliban di Afghanistan

Taliban Desak Perempuan Gabung ke Pemerintahan

Taliban mengumumkan amnesti di seluruh Afghanistan pada Selasa (17/8/2021) dan mendesak perempuan untuk bergabung ke pemerintahnya.

Mereka mencoba untuk menenangkan suasana di ibu kota yang penuh ketakutan setelah kekuasaan Afghanistan diambil alih.

Meskipun tidak ada laporan besar tentang pelanggaran atau pertempuran di Kabul, banyak penduduk tetap bersembunyi dan tinggal di rumah.

Mereka tetap takut setelah adanya pengambilalihan seperti penjara dikosongkan dan gudang senjata dijarah.

Pejuang Taliban berjaga-jaga di sepanjang jalan dekat Zanbaq Square di Kabul. Afghanistan. Senin (16/8/2021), setelah berakhirnya perang 20 tahun Afghanistan dengan cepat, ketika ribuan orang mengerumuni bandara kota itu mencoba melarikan diri dari kelompok garis keras yang ditakuti. (Wakil Kohsar/AFP) (AFP/WAKIL KOHSAR)

Seorang anggota komisi budaya Taliban, Enamullah Samangani menjelaskan terkait pemerintahan baru yang dianut Taliban.

"Imarah Islam tidak ingin perempuan menjadi korban," kata Samangani, menggunakan istilah militan untuk Afghanistan, dikutip dari APnews.

"Mereka harus berada dalam struktur pemerintahan menurut hukum Syariah."

"Struktur pemerintahan tidak sepenuhnya jelas, tetapi berdasarkan pengalaman, harus ada kepemimpinan yang sepenuhnya Islami dan semua pihak harus bergabung," tambahnya.

Halaman
123
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini