"Semua penerbangan dari bandara Kabul telah dibatalkan sementara dan para penumpang tidak boleh datang ke bandara sampai diberitahukan," kata pernyataan itu.
Baca juga: Macron: Uni Eropa Siap-siap Hadapi Kemungkinan Aliran Migrasi Tak Terkendali dari Afghanistan
Baca juga: Situasi Kabul Tak Menentu, Maskapai Penerbangan Hindari Wilayah Udara Afghanistan
Otoritas penerbangan sipil dalam pernyataan itu menyatakan harapan untuk pemulihan normal secara dini, mencatat bahwa arus penumpang yang besar-besaran ke bandara dalam situasi kacau dapat menyebabkan penjarahan dan situasi tidak tertib lainnya.
Otoritas penerbangan sipil telah berusaha untuk melanjutkan penerbangan sesegera mungkin, kata pernyataan itu.
Semua layanan komersial telah ditangguhkan, dengan hanya penerbangan militer yang meninggalkan negara itu saat Inggris, AS, dan negara-negara barat lainnya memulangkan warganya.
Itu terjadi ketika Kementerian Pertahanan Inggris mengkonfirmasi warga negara Inggris pertama telah mendarat di pangkalan RAF Brize Norton setelah dievakuasi dari Kabul.
Sementara itu di sisi lain, Taliban dalam sebuah pernyataan mengatakan kepada penduduk Kabul bahwa kehidupan dan harta benda mereka aman dan mereka dapat melanjutkan pekerjaan mereka.
Diberitakan sebelumnya Taliban berhasil menduduki ibu kota pada hari Minggu (15/8/2021), hal ini membuat Pemerintahan Afghanistan yang didukung Barat runtuh.
Presiden Ashraf Ghani meninggalkan negara itu, mengakhiri masa pemerintahannya.
Baca juga: Komisi I DPR Minta Pemerintah Segera Evakuasi WNI dari Afghanistan: Keselamatan jadi Prioritas
Baca juga: Hindari Wilayah Udara Afghanistan, Sejumlah Maskapai Ubah Rute Penerbangan
Berita soal Konflik di Afghanistan lainnya.
(Tribunnews.com/Garudea Prabawati)