Laporan Wartawan Tribunnews, Fitri Wulandari
TRIBUNNEWS.COM, WASHINGTON - Penasihat Keamanan Nasional Gedung Putih Jake Sullivan telah mengkonfirmasi sejumlah alutsista yang diberikan Amerika Serikat (AS) kepada pasukan keamanan Afghanistan telah disita Taliban.
Ia membenarkan kabar tersebut selama pengarahan yang dilakukan pada hari Selasa bahwa pasukan Taliban telah berhasil mendapatkan 'cukup banyak' peralatan militer AS yang ditinggalkan oleh pasukan keamanan Afghanistan.
Alat militer ini disita sejak kelompok militan itu berhasil menguasai negara itu.
"Kami tidak memiliki gambaran lengkap dan jelas, ke mana perginya setiap alat pertahanan yang kami berikan, tetapi tentu saja cukup banyak yang jatuh ke tangan Taliban."
"Jelas kami tidak berpikir bahwa mereka akan secara mudah menyerahkannya kepada kami di Bandara (Kabul)," kata Sullivan.
Baca juga: Indonesia Tidak Akan Tutup KBRI Kabul, Taliban Dinilai Sudah Moderat
Dikutip dari laman Sputnik News, Rabu (18/8/2021), saat ini memang AS telah mengirimkan pasukannya ke Bandara Kabul untuk memastikan kelancaran proses evakuasi personel serta staf mereka di sana.
Baca juga: Joe Biden Pesimistis Pasukan AS Bisa Menang Lawan Taliban, Percuma, 20 Tahun Tak Cukup
Pernyataan Sullivan tersebut muncul saat ia menyampaikan kepada publik Amerika terkait kabar terbaru mengenai situasi yang berkembang di Afghanistan.
Beberapa saat sebelumnya, dia menolak untuk memberikan tanggapan mengacu pada status Presiden Afghanistan Ashraf Ghani.
"Pada titik ini 'Ghani tidak lagi menjadi faktor penting', setelah meninggalkan jabatannya dan melarikan diri dari negara itu di tengah kedatangan Taliban ke ibu kota," papar Sullivan.
Topik lain yang dibahas Sullivan termasuk diantaranya hubungan antara Taliban dan kelompok teroris ISIS yang ia tekankan tidak mungkin mengembangkan 'hubungan simbiosis' apapun.
Baca juga: Jubir Taliban Zabihullah Mujahid Akhirnya Muncul, Bertahun-tahun Jadi Sosok Misterius
Hal itu karena dua kelompok ekstremis ini memiliki sejarah pertempuran yang 'cukup terdokumentasi secara baik' di masa lalu.
"Saya tidak melihat adanya hubungan simbiosis di sana, meskipun ini adalah skenario yang dinamis, jadi kita harus melihat bagaimana hasilnya nanti," tutur Sullivan.
Namun Sullivan tampak menghindari pertanyaan yang ditujukan padanya tentang 'apakah pasukan AS akan tetap berada di negara itu hingga melewati batas waktu penarikan pada 31 Agustus mendatang', untuk memastikan bahwa semua warga sipil Amerika dan warga negara Afghanistan yang membawa visa bisa diterbangkan dari Bandara Internasional Hamid Karzai, Kabul.
"Saya tidak akan mengomentari hal ini," kata Sullivan.
Pengakuan terbaru dari Gedung Putih ini disampaikan setelah laporan merinci bahwa Taliban telah berhasil menyita sebagian besar alat militer canggih AS, termasuk Humvee, bahkan helikopter Black Hawk.
Sejak invasi AS ke Afghanistan, pemerintah Amerika telah menggelontorkan ratusan miliar dolar AS untuk membangun kembali negara yang dilanda perang itu.