"Banyak orang sekarang melihat ini (upaya evakuasi) sebagai tiket menuju kehidupan baru (di Barat) dan ini mungkin tidak terkait dengan Taliban," ujarnya menanggapi eksodus yang kacau.
Baca juga: SOSOK Mullah Abdul Ghani Baradar, Pemimpin Taliban yang Pulang Kampung setelah 20 Tahun Pengasingan
Baca juga: SOSOK Zabihullah Mujahid Jubir Taliban yang Akhirnya Muncul, Selama Ini Hanya Bersuara via Telepon
Evakuasi Masih Berlanjut
Penerbangan evakuasi dari bandara Kabul telah dimulai kembali setelah jeda singkat beberapa jam karena kepadatan di sebuah pangkalan di Qatar, kata Pentagon pada Jumat (20/8/2021).
Presiden Amerika Serikat (AS), Joe Biden, mengatakan tidak dapat menjamin hasil akhir evakuasai darurat dari bandara Kabul.
Ia menyebutnya sebagai salah satu operasi pengangkutan udara paling "sulit" yang pernah ada.
"Ini adalah salah satu pengangkutan udara terbesar dan tersulit dalam sejarah," kata Biden dalam pidato yang disiarkan televisi dari Gedung Putih, Jumat, dilansir AlJazeera.
"Saya tidak bisa menjanjikan bagaimana hasil akhirnya."
Biden mengatakan pasukan AS telah menerbangkan 13 ribu orang keluar dari Afghanistan sejak Sabtu (14/8/2021) dan 18 ribu orang sejak Juli.
Juru Bicara Komisaris Tinggi PBB untuk Pengungsi (UNHCR), Shabia Mantoo, telah menyambut baik evakuasi warga Afghanistan melalui program bilateral yang terpisah.
Tetapi, ia menekankan bahwa mereka tidak boleh menjadikan "tanggapan kemanusiaan internasional yang mendesak dan lebih luas" sebagai "cadangan".
"Sebagian besar warga Afghanistan tidak dapat meninggalkan negaranya lewat jalur reguler," ujarnya dalam jumpa pers di Jenewa.
Baca juga: DPR Apresiasi Langkah Cepat Pemerintah Evakuasi 26 WNI dari Afghanistan
Baca juga: Cerita Skadron Udara 17 TNI AU Saat Evakuasi WNI dari Afghanistan, Sempat Terkendala Kerumunan Massa
"Sampai hari ini, mereka yang mungkin dalam bahaya, tidak memiliki jalan keluar yang jelas," lanjutnya.
Taliban Cari Orang yang Bekerja dengan AS dan NATO
Sebuah laporan penilaian PBB mengatakan pejuang Taliban sedang melakukan kunjungan "dari pintu ke pintu yang ditargetkan" untuk mencari orang-orang yang bekerja sama dengan AS dan NATO, meningkatkan ketakutan akan balas dendam.