TRIBUNNEWS.COM - Pemimpin Taliban, Abdul Qahar Balkhi akhirnya buka suara menanggapi berbagai persoalan setelah Taliban berhasil menguasai Afghanistan pada pekan lalu.
Dalam wawancara eksklusif bersama Al Jazeera, Abdul Qahar Balkhi dari Komisi Kebudayaan Taliban ini akhirnya melakukan wawancara resmi pertamanya.
Balkhi masih tidak memiliki gelar resmi, karena perannya sebagai pemimpin Taliban belum diputuskan dalam pemerintahan baru.
Baca juga: Adik Presiden Ashraf Ghani Dukung Taliban, Minta Masyarakat Afghanistan Terima Pemerintah Taliban
Tetapi, Balkhi mengatakan, Taliban ingin bergerak maju dan berharap para pemangku kepentingan baik dari pihak domestik maupun internasional, dapat bekerja sama untuk kepentingan bersama.
Balkhi pun menanggapi berbagai persoalan yang menjerat selama masa pengambilahihan ini.
Satu di antaranya adalah kepanikan warga Afghanistan yang berbondong-bondong ingin melarikan diri di Bandara Internasional Kabul.
Menurutnya, pos keamanan di luar Bandara masih dalam kendali Taliban.
Sementara, pos keamanan di dalam Bandara masih sepenuhnya dalam kendali Amerika Serikat.
Untuk itu, terkait kekacauan di Bandara, Balkhi mengaku telah membicarakannya dengan pihak keamanan Amerika.
"Kami sedang dalam pembicaraan dan kami memiliki hubungan, hubungan kerja, dengan Amerika tentang pengaturan keamanan."
Baca juga: Terima Kenyataan, AS Harus Minta Izin Taliban untuk Evakuasi Warga Amerika
Baca juga: Tadinya Misterius, Pemimpin Taliban Paling Dicari AS Kini Muncul, Nyawanya Dihargai Rp 72 Miliar
"Pos pemeriksaan luar berada dalam kendali kami, dan di dalam berada di bawah kendali pasukan AS, dan kami terus-menerus berhubungan satu sama lain," ungkap Balkhi.
Kemudian, Balkhi pun mengaku heran dan menyayangkan dengan banyaknya warga Afghanistan yang bergegas ingin melarikan diri.
Padahal, pihaknya telah mengumumkan amnesti dan menjamin keamanan mereka.
Ia pun menyebut kepanikan dan ketakukan para warga Afghanistan tidak berdasar.