TRIBUNNEWS.COM, BEIJING - Sebuah studi baru yang dirilis oleh para peneliti China telah meminta perhatian pada risiko penularan virus Corona melalui udara (aerosol) di antara bangunan yang berdekatan yang digunakan untuk isolasi terpusat pasien Covid-19.
Dilansir dari The Straits Times, studi juga menemukan bahwa penyebaran virus melalui aerosol, cipratan yang dibawa udara dan terhirup, kemungkinan besar dibantu oleh pengoperasian AC, serta membuka atau menutup pintu dan jendela.
Oleh karena itu, studi mengimbau pemantauan aliran udara di bangsal isolasi untuk pasien Covid-19 serta desinfeksi di area tersebut harus ditingkatkan.
Studi ini dipublikasikan secara online Juma (20/8/2021) oleh China CDC Weekly, sebuah platform akademik yang didirikan oleh Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) China.
Studi dilakukan bersama oleh para peneliti dari CDC China dan pekerja pengendalian penyakit lokal di Provinsi Guangdong.
Baca juga: China Laporkan Tidak Ada Lagi Penularan Lokal Kasus Baru Covid-19
Baca juga: Partikel Aerosol Covid-19 Menyebar di Udara Mirip Asap Rokok, Efektifkah Pakai Masker Kain?
Pada bulan Mei, seorang pasien Covid-19 di Guangzhou, Provinsi Guangdong, diduga tertular virus melalui aerosol dari pasien lain yang tinggal di gedung terpisah di rumah sakit yang sama.
Keduanya merupakan penumpang yang datang dari luar negeri.
Sebelum diagnosis mereka, kedua pasien diisolasi di dua bangunan berbeda yang berjarak setengah meter. Namun ruang mereka mempunyai langit-langit eksterior yang sama, membentuk ruang yang relatif tertutup.
Peneliti kemudian melakukan eksperimen lapangan di rumah sakit tersebut.
Mereka menggunakan mikrosfer fluoresen untuk mensimulasikan dan mengamati difusi partikel aerosol di udara, dan kemudian menentukan jalur transmisinya.
Baca juga: Infeksi Covid-19 di China Melonjak, Penularan Virus di Nanjing Disebut Paling Parah setelah Wuhan
Baca juga: Kasus Covid-19 di China Terus Mengalami Kenaikan, Tertinggi dalam 7 Bulan Terakhir
Hasil percobaan menunjukkan bahwa pengoperasian AC, pembukaan dan penutupan pintu dan jendela, dan aktivitas manusia secara teratur semuanya dapat mempengaruhi penyebaran aerosol di antara gedung-gedung yang berdekatan.
"Semakin baik ventilasi, semakin cepat transmisinya," laporan mereka menyimpulkan.
Berdasarkan temuan tersebut, disarankan untuk menjaga ruang yang memadai antara bangsal isolasi dan area rawat jalan rutin di rumah sakit.
Selain itu, tata letak distribusi udara di bangsal isolasi harus diperiksa dan langkah-langkah desinfeksi diperkuat untuk menurunkan risiko penularan virus melalui aerosol. (Tribunnews.com/TST/Hasanah Samhudi)