News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Konflik di Afghanistan

Sosok Zarifa Ghafari, Sempat Pasrah Dibunuh Taliban, Kini Wali Kota Wanita Afghanistan Ini di Jerman

Penulis: Pravitri Retno Widyastuti
Editor: Arif Tio Buqi Abdulah
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Sosok Zarifa Ghafari, wali kota wanita pertama Afghanistan yang sempat pasrah dibunuh Taliban. Namun, ia berhasil kabur dan kini ada di Jerman.

Dilansir India Today, ia adalah wali kota wanita yang pertama di Afghanistan dan merupakan yang termuda.

Baca juga: Sosok Mariam Ghani, Putri Ashraf Ghani yang Kini Nikmati Hidupnya sebagai Seniman di Brooklyn

Baca juga: SOSOK Zabihullah Mujahid Jubir Taliban yang Akhirnya Muncul, Selama Ini Hanya Bersuara via Telepon

Ghafari resmi menjadi wali kota saat ia berusia 26 tahun pada 2018 lalu.

Di hari pertama Ghafari menjadi wali kota, kantornya dikerumuni oleh orang-orang yang marah.

Tak hanya itu, ayahnya ditembak mati militan di depan rumahnya pada 5 November 2020 lalu.

Kala itu, Ghafari mengatakan sang ayah dibunuh karena Taliban tidak menginginkan dirinya berada di Maidan Shahr.

"(Pelaku) itu adalah Taliban. Mereka tidak menginginkan saya berada di Maidan Shahr."

"Itu sebabnya mereka membunuh ayah saya," katanya kala itu.

Pada 2020 lalu, ia terpilih sebagai Wanita Pemberani oleh Menteri Luar Negeri Amerika Serikat (AS).

Tak hanya itu, ia juga terdaftar dalam 100 wanita inspiratif dan berpengaruh dari seluruh dunia di tahun 2019 oleh BBC.

Ghafari: Kembalinya Taliban Salah Semua Orang

Pejuang Taliban berdiri di atas kendaraan di sepanjang pinggir jalan di Kandahar, Afghanistan, pada 13 Agustus 2021. (STR/AFP) (AFP/-)

Zarifa Ghafari menganggap semua orang Afghanistan sama-sama bertanggung jawab atas kembalinya Taliban karena "tidak pernah kompak menyuarakan suara mereka" melawan terorisme.

Baca juga: SOSOK Mullah Abdul Ghani Baradar, Pemimpin Taliban yang Pulang Kampung setelah 20 Tahun Pengasingan

Baca juga: Rusia Ogah Masuk dalam Pusaran Konflik di Afghanistan

"Apapun yang dihadapi Afghanistan hari ini, semua orang harus disalahkan, termasuk masyarakat lokal, politisi, anak-anak, dan komunitas internasional."

"Masyarakat lokal tidak pernah bersatu melawan semua yang salah, termasuk terorisme," katanya.

Ia mengungkapkan, dirinya tidak bisa memaafkan siapapun karena semua pencapaian selama 20 tahun terakhir di Afghanistan kini hilang begitu saja.

Halaman
123
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini