Sebelumnya, pada Juni lalu, Direktur Intelijen Nasional Avril Haines telah memperingatkan bahwa lembaga intelijen itu mungkin tidak memecahkan misteri itu.
Baca juga: Biden Instruksikan Peninjauan Laporan Intelijen AS tentang Asal-usul Virus Corona
Baca juga: PBB Minta China Bekerja Sama dengan WHO Selidiki Asal Usul Covid-19
“Kami berharap dapat menemukan bukti yang tak terbantahkan,” katanya kepada Yahoo News dalam sebuah wawancara.
Menurutnya mencari bukti itu suatu tugas yang menantang. “Itu mungkin terjadi, tetapi mungkin tidak," katanya.
Haines mengatakan, penyelidikan melibatkan puluhan analis dan pejabat intelijen di berbagai lembaga.
Pada awal pandemi, hipotesis bahwa virus berasal dari alami diterima luas. Saat itu disebutkan virus berasal dari kelelawar yang ditularkan kepada manusia.
Namun sejalan dengan waktu, para ilmuwan belum menemukan virus pada kelelawar atau hewan lain yang cocok dengan tanda genetic SARS-CoV-2.
Baca juga: China Menolak Permintaan WHO untuk Buka Akses Penelitian Asal-Usul Covid-19
Menghadapi penolakan China untuk membuka diri kepada penyelidik luar, para ahli semakin mempertimbangkan teori bahwa virus itu mungkin telah bocor dan keluar dari laboratorium yang melakukan penelitian virus corona kelelawar di Wuhan.
Gagasan bahwa virus mungkin telah lolos dari laboratorium menjadi sorotan beberapa waktu lalu setelah 18 ilmuwan menulis surat kepada jurnal Science pada bulan Mei yang mengatakan bahwa semua kemungkinan asal perlu diselidiki, termasuk kecelakaan laboratorium.
Para pendukung teori itu menunjuk pada informasi rahasia, yang pertama kali diungkapkan pada hari-hari akhir pemerintahan Trump, bahwa tiga pekerja dari Institut Virologi Wuhan berobat ke rumah sakit pada November 2019 dengan gejala seperti flu. (Tribunnews.com/TheWashingtonPost/CNA/Hasanah Samhudi)