TRIBUNNEWS,COM, JAKARTA - Kelompok Taliban menunjuk Mullah Abdul Qayyum Zakir sebagai Menteri Pertahanan Afghanistan dalam pengalihan kekuasaan Afghanistan yang baru.
Mullah Abdul Qayyum Zakir dikenal sebagai militan Taliban yang pernah menghuni penjara Guantanamo Amerika Serikat.
Penunjukkan Mullah Abdul Qayyum Zakir ini diungkap oleh sumber dari kelompok Taliban seperti yang diberitakan oleh India Today pada Kamis, 26 Agustus 2021.
Mullah Abdul Qayyum Zakir merupakan seorang komandan veteran kelompok Taliban.
Ia bahkan disebut sebagai ‘komandan medan perang legendaris”.
Mullah Abdul Qayyum Zakir juga merupakan rekan dekat pendiri Taliban yaitu Mullah Omar.
Baca juga: Sosok Mohammad Idris, Ditunjuk Taliban Jadi Gubernur Bank Sentral Afghanistan, Tak Punya Pengalaman
Ia diangkap oleh pasukan Amerika Serikat setelah invasi mereka ke Afghanistan pada tahun 2001.
Sejak itu Mullah Abdul Qayyum Zakir ditahan di Teluk Gunatanamo hingga 2007.
Mullah Zakir juga diduga bertanggung jawab atas pasukan yang memasuki istana kepresidenan Afghanistan di Kabul beberapa waktu lalu.
Mullah Abdul Qayyum Zakir, yang lahir pada 1973, dibebaskan dari kamp Guantanamo terkenal yang berbasis di Kuba, yang dikelola oleh AS, selama Kepresidenan George W Bush pada 2007.
Dia awalnya ditangkap oleh pasukan AS setelah melakukan invasi ke Afghanistan pada 2001.
Zakir dikabarkan ditandai dengan nomor delapan saat berada di penjara.
Setelah memberi tahu para pejabat Amerika bahwa dia tidak berniat kembali ke medan perang, dia akhirnya dibebaskan.
Namun setelah dibebaskan, ia diyakini mengarahkan operasi militer di Helmand sebelum mengambil alih sebagai komandan militer umum Taliban.
Zakir dikatakan sebagai “teman pribadi” Ismail Qaani (kepala pasukan elite Quds Iran), dan sebelumnya telah menerima sistem senjata canggih dari tetangga Timur Tengah itu.
Menurut situs berita Arab Alarby, Zakir bertanggung jawab atas pasukan yang memasuki istana kepresidenan Afghanistan di Kabul awal bulan ini, setelah pemerintahan resmi yang dipimpin oleh presiden Ashraf Ghani runtuh.
Daily Mail melaporkan pada Selasa (24/8/2021), Zakir juga dikatakan sebagai penentang keras pembicaraan damai yang terjadi antara Taliban dan pemerintah Afghanistan sebelum pengambilalihan.
Lahir di Provinsi Helmand, Zakir dilaporkan bermigrasi dari Afghanistan ke Pakistan setelah menyelesaikan sekolah.
Dia bergabung dengan salah satu partai politik yang berjuang melawan pendudukan Soviet di negara itu, yang berakhir pada 1989.
Zakir kemudian bergabung dengan Taliban yang baru terbentuk setelah muncul di bawah kepemimpinan Mullah Omar.
Ketika dia ditangkap pada 2001, Zakir adalah wakil kepala baru dari Taliban dan kemudian dikenal sebagai Abdullah Ghulam Rasoul, menurut New York Times.
Pada sidang 2007, Zakir mengatakan kepada pejabat Amerika bahwa dia ingin kembali ke rumah dan bergabung dengan keluarganya, bekerja di tanahnya, dan membantu keluarganya.
“Saya telah melihat gambar-gambar bahwa Afghanistan sedang dibangun kembali, dan saya senang bahwa Amerika sedang membangun kembali negara saya. Saya tidak melihat alasan mengapa saya harus melawan Amerika,” tambahnya dalam persidangan saat itu.
Zakir dikenal karena kemampuan taktisnya di medan perang dan memiliki pengaruh besar di Afghanistan selatan selama pemberontakan Taliban melawan Inggris, AS dan pasukan Barat lainnya.
Zakir dilaporkan ditangkap oleh pihak berwenang Pakistan pada 2010 sebelum dibebaskan tanpa penjelasan.
Pada saat itu, ia diyakini telah menjadi wakil Mullah Omar, setelah penangkapan sebelumnya terhadap mantan komandan kedua Taliban, Mullah Abdul Ghani Baradar.
Mantan komandan Taliban Mullah Abdul Salaam Rocketi, yang kemudian menjadi anggota parlemen Afghanistan, sebelumnya mengatakan bahwa Zakir adalah “komandan medan perang legendaris”.
"Ketenarannya membawanya ke perhatian Mullah Omar, dan keduanya menjadi dekat dari waktu ke waktu," tambahnya.
Mantan komandan lainnya mengeklaim di CS Monitor bahwa Zakir sangat berpengalaman soal aturan Islam.
Dia terluka beberapa kali, termasuk di akhir 1990-an oleh bom yang juga menewaskan empat teman dekatnya.
Berita promosi Zakir muncul setelah Joe Biden mengabaikan permintaan Perdana Menteri Boris Johnson dan sekutu lainnya untuk memperpanjang batas waktu evakuasi Kabul hingga melampaui 31 Agustus.
Taliban memperingatkan tidak akan menoleransi penundaan kepergian pasukan Barat.
Sumber: Kompas.TV/Kompas.com/India Today