TRIBUNNEWS.COM - Adik mantan Presiden Afghanistan Ashraf Ghani, Hashmat Ghani Ahmadzai, disebut telah bersumpah setia kepada Taliban.
Diketahui Hashmat Ghani, merupakan ketua Dewan Besar Kuchi (nomaden) di Afghanistan.
Selama delapan tahun, di masa kepemimpinan sang kakak dirinya tidak memiliki posisi resmi.
Dikutip dari The Statesman, dalam klip video tampak bahwa Hashmat Ghani berjanji setia kepada Khalil ur Rahman, seorang anggota kunci Taliban.
Ghani juga dilaporkan berjanji setia kepada Taliban, di hadapan Khalil al Rahman Haqqani yang merupakan pemimpin Jaringan Haqqani yang didukung Taliban.
Sebelumnya, gubernur provinsi pemerintah Afghanistan dan komandan polisi nasional juga telah berjanji untuk bekerja sama dengan Taliban saat mereka menguasai Afghanistan.
Baca juga: Menhan Inggris: Ancaman Serangan di Afghanistan Akan Berkembang Dengan Ditariknya Pasukan Barat
Dalam sebuah tweet sebelumnya, Hashmat Ghani mengatakan:
“Meskipun kita harus menerima Taliban, itu tidak boleh digunakan sebagai satu-satunya alasan untuk meninggalkan orang-orang Afghanistan oleh Barat.”
Diberitakan sebelumnya, mantan presiden Ashraf Ghani telah melarikan diri ke UEA setelah Taliban memasuki Kabul Minggu lalu dengan mengatakan dia telah pergi untuk menyelamatkan negara itu dari lebih banyak pertumpahan darah.
“Setengah dari populasi kami bergantung pada upah harian. Membekukan uang mereka pada saat dibutuhkan bisa menimbulkan bencana,” tambah Hashmat Ghani.
Hashmat Ghani mengatakan dia berada dalam pertemuan nonstop dengan kepemimpinan Taliban.
Baca juga: Taliban Susun Pemerintahan Sementara di Afghanistan, Mencakup Pemimpin Semua Etnis dan Suku
Yakni untuk memastikan keamanan fisik dan mental bagi warga Afghanistan ketika ribuan orang berkumpul di bandara Kabul dalam seminggu terakhir, mencoba melarikan diri dari pemerintahan Taliban.
Adik mantan presiden itu juga menyebut Taliban mampu membawa keamanan, namun ia menambahkan bahwa menjalankan pemerintahan yang fungsional membutuhkan kolaborasi dari orang Afghanistan yang lebih muda dan terdidik.
“Yang disebut politisi kadaluwarsa harus dikesampingkan sepenuhnya sehingga pengalaman gagal pemerintah koalisi tidak terulang,” tambahnya.