TRIBUNNEWS.COM - Medali yang didapatkan di Olimpiade Tokyo mulai berkurang kilauannya dan terkelupas, menurut 2 atlet China yang berkeluh kesah di media sosial.
Zhu Xueying, yang meraih medali emas dalam trampolin putri, membagikan foto medalinya di platform media sosial China Weibo.
Ia mengatakan bahan medalinya "terkelupas".
"Apakah medalimu ... terkelupas seperti ini?," tanyanya.
"Biar saya mengklarifikasi ini. Saya tidak bermaksud mengupasnya, saya hanya menemukan ada noda kecil di medali saya."
"Saya pikir itu mungkin hanya kotoran, jadi saya menggosoknya dengan jari dan ternyata tidak ada yang berubah, jadi saya mengambilnya dan nodanya semakin besar," katanya, seperti dilansir Global Times.
Baca juga: Aktris Ternama China Vicky Zhao Didenda Rp 650 Miliar Karena Penggelapan Pajak
Baca juga: Studi di China: Penyintas Covid-19 Alami Gejala Setahun Setelah Terjangkit, Kelelahan dan Lemah Otot
Atlet China lainnya, Wang Shun, mengatakan medalinya juga mulai terkelupas.
Perenang yang memenangkan medali emas dalam medley 200 meter individu itu, mengatakan bahwa dia "tidak berani memegangnya lagi."
Medali yang diberikan pada pertandingan tahun ini dibuat dari perangkat elektronik daur ulang termasuk ponsel.
Dilansir Insider, sebagai tanggapan, Komite Olimpiade Internasional mengatakan bahan yang terkelupas itu hanya film pelindung dan tidak mempengaruhi kualitas medali itu sendiri.
Fakta Medali Emas di Olimpiade Tokyo: Kandungan Emas 1,2%, hingga Terbuat dari Bahan Daur Ulang
Medali emas selalu menjadi incaran utama para atlet Olimpiade.
Diberikan hanya untuk juara pertama, medali emas memberikan kebanggaan tersendiri, meskipun medali itu bukanlah 100 persen emas murni.
Dilansir Insider, faktanya, hanya 1,2 persen dari medali emas yang diberikan kepada juara Olimpiade Tokyo adalah emas.
98,8% bagian lainnya adalah perak, menurut Compound Interest, situs komunikasi sains yang meneliti campuran bahan kimia.
Medali emas Olimpiade Tokyo memiliki berat sekitar 0,54 kg.
Artinya, setiap medali emas hanya berisi sekitar 6,7 gram emas.
Baca juga: Greysia/Apriyani Raih Emas Olimpiade, PB Jaya Raya Siapkan Bonus, Berapa Nominalnya?
Baca juga: Tak Sangka Greysia/Apriyani Bisa Raih Emas, Ketua PB Jaya Raya Soroti Perbedaan Mencolok Apriyani
Saat Olimpiade 2016 di Rio de Janeiro, Brasil, medali emas juga mengandung sekitar 6 gram emas, CNN melaporkan, meskipun medali itu lebih ringan daripada yang diberikan di Tokyo.
Biasanya, medali emas berupa bagian dasar perak yang diselimuti lapisan emas tipis.
Hanya medali perak pada pertandingan tahun ini, yang beratnya sama dengan medali emas, yang seluruhnya dibuat dari perak.
Lebih ringan, medali perunggu memiliki berat 0,4 kg.
Perunggu adalah campuran tembaga dan timah.
Medali perunggu terdiri dari 95% tembaga dan 5% seng.
Medali terbuat dari ponsel daur ulang
Jepang membuat sendiri semua medalinya.
Ada 5.000 medali emas, perak, dan perunggu untuk Olimpiade Tokyo.
Medali-medali itu dibuat menggunakan perangkat elektronik daur ulang seperti ponsel yang disumbangkan oleh orang-orang di seluruh negeri.
Baca juga: Bulutangkis Olimpiade: Reaksi Berkelas Greysia Polii Usai Persembahkan Medali Emas Bagi Indonesia
Baca juga: Rahasia Medali Emas Olimpiade, Greysia/Apriyani Sudah Menang Saat Jejakkan Kaki di Lapangan
Selama rentang waktu dua tahun, Proyek Medali Tokyo 2020 mengumpulkan 78.985 ton perangkat elektronik, termasuk 6,21 juta ponsel, dari seluruh Jepang.
Perangkat dipanaskan agar leleh untuk mengekstrak logam di dalamnya.
Hasil ekstraksi itu dihasilkan 32 kilogram emas, 3.500 kg perak, dan 2.200 kg perunggu.
Dibutuhkan hingga 40 ponsel untuk mengamankan satu gram emas, Compound Interest melaporkan.
Ini adalah pertama kalinya dalam sejarah Olimpiade bahwa medali seluruhnya terbuat dari logam daur ulang.
Pada Olimpiade 2016 lalu, 30% medali perak berasal dari perak daur ulang dari suku cadang mobil dan kaca spion.
(Tribunnews.com, Tiara Shelavie)
Berita lainnya seputar Olimpiade Tokyo 2021