Laporan Koresponden Tribunnews.com, Richard Susilo dari Jepang
TRIBUNNEWS.COM, TOKYO - Sekelompok Universitas Kedokteran dan Gigi Tokyo mengumumkan bahwa virus dengan mutasi baru terdeteksi untuk pertama kalinya di Jepang untuk virus mutan yang sangat menular strain Delta (L452R), yang merupakan arus utama epidemi virus corona baru di Jepang saat ini.
Karena tidak diketahui apakah itu akan mempengaruhi infektivitas dan sebagainya, kelompok akan melanjutkan dengan analisis lebih lanjut.
Hal ini diumumkan oleh sekelompok Associate Professor Hiroaki Takeuchi (ahli Virologi Molekuler) dari Tokyo Medical and Dental University kemarin (31/8/2021).
"Kami mengumpulkan virus mutan "strain Delta" dari seorang pasien yang mengunjungi rumah sakit universitas pada pertengahan bulan Agustus dan memeriksa gen secara rinci, dan menemukan bahwa ada mutasi yang disebut N501S."
Hanya ada delapan laporan strain delta dengan mutasi ini di dunia, dan ini adalah pertama kalinya di Jepang tampaknya mutasi terjadi di Jepang karena karakteristik genetik.
Mutasi ini mirip dengan mutasi "N501Y" pada "alpha strain" pertama kali ditemukan di Inggris, tetapi tidak diketahui apakah itu mempengaruhi infektivitas atau sejenisnya.
Kelompok itu akan terus menganalisisnya, dan Associate Professor Takeuchi berkata, "Jika infeksi menyebar, galur mutan baru mungkin muncul satu demi satu di Jepang, jadi entah bagaimana perlu mengendalikan infeksi. Sistem pemantauan virus yang menganalisis gen yang saya miliki, akan dikembangkan lebih jauh terus menerus sesuai perkembangan virus yang ada nantinya."