“Keputusan untuk mengakhiri operasi penarikan militer di bandara Kabul didasarkan pada rekomendasi bulat dari penasihat sipil dan militer saya,” ujarnya.
Baca juga: Taliban Parade Memamerkan Perangkat Militer AS yang Disita, Termasuk Helikopter Black Hawk
Baca juga: Presiden Rusia Vladimir Putin: 20 Tahun AS Berada di Afghanistan Berakhir Tragedi, Hasilnya Nol
Taliban mengambil alih Afghanistan dalam serangan kilat awal bulan ini ketika AS menarik pasukannya keluar dari negara itu.
Kelompok itu menguasai Kabul pada 15 Agustus ketika Presiden Ashraf Ghani melarikan diri dari negara itu dan pasukan pemerintah runtuh.
Biden menghadapi kritikan dari sekutu AS dan dari dalam negeri atas penarikan pasukan AS dari Afghanistan.
Sebelumnya pada hari Rabu, Menteri Pertahanan AS Lloyd Austin memuji upaya evakuasi dan peran militer AS dalam konflik di Afghanistan.
“Sekarang perang telah berakhir, dan kami memasuki babak baru – babak di mana para diplomat dan mitra antarlembaga kami memimpin,” katanya.
Baca juga: Update Konflik di Afghanistan: ISIS-K Akui Luncurkan Roket ke Bandara Kabul, 1.200 Orang Dievakuasi
Baca juga: Boris Bersumpah Tetap Lanjutkan Evakuasi Sampai Saat Terakhir, Meski Serangan Kabul Mematikan
“Kami adalah bagian dari upaya tim yang mendesak untuk memindahkan pengungsi Afghanistan keluar dari tempat sementara di pangkalan-pangkalan di Teluk dan di Eropa dan untuk memulai kehidupan baru,” katanya.
Juru bicara Gedung Putih Jen Psaki mengatakan AS sedang mencari untuk menampung sebanyak 50.000 pengungsi Afghanistan di pangkalan militer sementara sampai mereka dimukimkan kembali.
Para pejabat AS telah menekankan bahwa mereka akan memegang janji Taliban untuk memastikan jalur aman bagi mereka yang ingin pergi. Militer AS telah berkoordinasi dengan kelompok itu selama operasi evakuasi. (Tribunnews.com/Aljazeera/Hasanah Samhudi)