TRIBUNNEWS.COM - Amerika Serikat sedang menjajaki cara untuk mengevakuasi warga Amerika dan sekutu Afghanistan yang ingin meninggalkan Afghanistan termasuk melalui jalur darat.
Para pejabat AS pada hari Rabu (1/9/2021) menegaskan kembali komitmen untuk membantu orang-orang yang memenuhi syarat yang tidak diterbangkan keluar.
Pejabat Kementerian Luar Negeri AS dan Pentagon mengatakan Washington juga fokus untuk memindahkan pengungsi dari lokasi sementara ke pemukiman tetap di AS atau negara lain.
Wakil Menteri Luar Negeri AS Victoria Nuland mengatakan pemerintahan Biden terlibat dalam pekerjaan diplomatik intensif yang sedang berlangsung untuk membantu warga AS dan sekutu Afghanistan yang ingin meninggalkan Afghanistan setelah Taliban mengambil alih negara itu.
“Kami mencari semua opsi yang mungkin, rute udara, rute darat untuk terus menemukan cara bagi mereka untuk membantu evakuasi dan mendukung mereka dalam hal itu,” katanya dalam jumpa pers.
Baca juga: Di Balik Penarikan Pasukan AS: Taliban Kawal Warga AS ke Gerbang Rahasia Bandara Kabul
Baca juga: JERITAN Minta Tolong Penerjemah Afghanistan yang Selamatkan Joe Biden 13 Tahun Lalu
Nuland menyambut baik upaya Qatar dan Turki yang berkoordinasi dengan Taliban untuk membuka kembali bandara di Kabul.
“Prioritas utama pemerintah adalah mengeluarkan 100 hingga 200 warga AS yang tersisa dari negara itu,” katanya seperti dilansir dari Al Jazeera.
Nuland menolak untuk membagikan rincian tentang kemungkinan rute darat untuk meminimalkan potensi risiko bagi orang-orang yang mungkin harus mengevakuasinya.
Juru Bicara Departemen Luar Negeri Ned Price Rabu (1/9/2021) kemarin juga mengatakan Washington sepenuhnya mendukung upaya untuk membuka kembali bandara di Kabul.
Ini memungkinkan warga AS meninggalkan Afghanistan dan memungkinkan pengiriman bantuan kemanusiaan.
Baca juga: Kisah Kontras Warga Afganistan, Satu Dideportasi, Satu Dievakuasi
Baca juga: Sehari Setelah Ledakan Bom, Warga Masih Nekat Menuggu di Luar Bandara Kabul Minta Dievakuasi
"Turki dan Qatar bersama dengan pasukan di lapangan bekerja secepat mungkin untuk membuka kembali bandara sipil," katanya.
“Ini adalah upaya yang terus kami dukung dengan segala cara yang kami bisa karena kami percaya ini penting untuk kepentingan kami sendiri,” katanya.
AS secara resmi mengumumkan akhir dari kehadiran militernya selama 20 tahun di Afghanistan pada hari Senin (30/8/2021), setelah mengevakuasi lebih dari 120.000 orang, termasuk 6.000 warga Amerika, sejak pertengahan Agustus.
“Saya tidak akan memperpanjang perang selamanya ini, dan saya tidak memperpanjang jalan keluar selamanya,” kata Presiden Joe Biden pada hari Selasa (31/8/2021), dalam pidato menandai berakhirnya keberadaan AS di Afghanistan.
“Keputusan untuk mengakhiri operasi penarikan militer di bandara Kabul didasarkan pada rekomendasi bulat dari penasihat sipil dan militer saya,” ujarnya.
Baca juga: Taliban Parade Memamerkan Perangkat Militer AS yang Disita, Termasuk Helikopter Black Hawk
Baca juga: Presiden Rusia Vladimir Putin: 20 Tahun AS Berada di Afghanistan Berakhir Tragedi, Hasilnya Nol
Taliban mengambil alih Afghanistan dalam serangan kilat awal bulan ini ketika AS menarik pasukannya keluar dari negara itu.
Kelompok itu menguasai Kabul pada 15 Agustus ketika Presiden Ashraf Ghani melarikan diri dari negara itu dan pasukan pemerintah runtuh.
Biden menghadapi kritikan dari sekutu AS dan dari dalam negeri atas penarikan pasukan AS dari Afghanistan.
Sebelumnya pada hari Rabu, Menteri Pertahanan AS Lloyd Austin memuji upaya evakuasi dan peran militer AS dalam konflik di Afghanistan.
“Sekarang perang telah berakhir, dan kami memasuki babak baru – babak di mana para diplomat dan mitra antarlembaga kami memimpin,” katanya.
Baca juga: Update Konflik di Afghanistan: ISIS-K Akui Luncurkan Roket ke Bandara Kabul, 1.200 Orang Dievakuasi
Baca juga: Boris Bersumpah Tetap Lanjutkan Evakuasi Sampai Saat Terakhir, Meski Serangan Kabul Mematikan
“Kami adalah bagian dari upaya tim yang mendesak untuk memindahkan pengungsi Afghanistan keluar dari tempat sementara di pangkalan-pangkalan di Teluk dan di Eropa dan untuk memulai kehidupan baru,” katanya.
Juru bicara Gedung Putih Jen Psaki mengatakan AS sedang mencari untuk menampung sebanyak 50.000 pengungsi Afghanistan di pangkalan militer sementara sampai mereka dimukimkan kembali.
Para pejabat AS telah menekankan bahwa mereka akan memegang janji Taliban untuk memastikan jalur aman bagi mereka yang ingin pergi. Militer AS telah berkoordinasi dengan kelompok itu selama operasi evakuasi. (Tribunnews.com/Aljazeera/Hasanah Samhudi)