TRIBUNNEWS.COM, JEDDAH - Emansipasi perempuan di Arab Saudi mulai diterapkan.
Perempuan kini diberikan peran di sejumlah sektor vital pemerintahan.
Jika sebelumnya Arab Saudi tunjuk hakim perempuan, kini tentara perempuan mulai menjalankan tugasnya.
Rombongan pertama tentara perempuan Arab Saudi lulus dari Pusat Pelatihan Kader Perempuan Angkatan Bersenjata Rabu (1/9/2021).
Mereka menyelesaikan 14 minggu pelatihan dasar yang dimulai pada 30 Mei seperti dilansir Arab News, Kamis (2/9/2021).
Baca juga: Sosok Gulafroz, Petinggi Polisi Wanita Afghanistan yang Kini Diburu Taliban, Dianggap Berbahaya
Mayor Jenderal Adel Al-Balawi, Kepala Badan Pendidikan dan Pelatihan Angkatan Bersenjata Arab Saudi menyampaikan pidato pelantikan.
“Pusat ini memiliki misi penting, yang berfokus pada penyediaan program pelatihan dan kurikulum yang sangat baik dan lingkungan belajar yang ideal," ujarnya.
“Hal ini sejalan dengan standar kualitas internasional (perekrutan tentara perempuan), bertujuan untuk meningkatkan kinerja secara keseluruhan, yang akan membantu mencapai tujuan kementerian (pertahanan) di masa depan."
Upacara kelulusan pendidikan militer dan pelantikan tentara perempuan itu juga mengumumkan prestasi para kadet, dan nama-nama kadet perempuan yang paling menonjol serta pemberian penghargaan bagi kadet perempuan berprestasi.
Upacara wisuda dihadiri Kepala Staf Angkatan Bersenjata, Jenderal Fayyad bin Hamed Al-Ruwaili, Mayjen Hamid Al-Omari, direktur Staf Gabungan Angkatan Bersenjata, dan perwira senior lainnya.
Arab Saudi membuka rekrutmen militer untuk perempuan pada Februari tahun ini.
Februari lalu, Arab Saudi resmi menerima kadet tentara perempuan sehingga kerajaan itu kini memiliki angkatan perang yang terdiri dari laki-laki dan perempuan.
Tentara perempuan yang dilatih akan mendapat pangkat militer dari prajurit hingga sersan dan akan bergabung di Angkatan Darat, Pertahanan Udara, Angkatan Laut, Pasukan Rudal Strategis dan Layanan Medis Angkatan Bersenjata Arab Saudi.
Perekrutan tentara perempuan itu mengikuti seleksi ketat dan prosedur penerimaan sesuai dengan kondisi yang ditentukan, memiliki catatan yang bersih dan secara medis sehat.
Tetapi beberapa kriteria tambahan telah ditambahkan untuk pelamar perempuan.
Pelamar tentara perempuan Saudi harus berusia antara 21 dan 40 tahun, memiliki tinggi badan 155 cm atau lebih tinggi, dan pegawai pemerintah tidak boleh mendaftar.
Pengajuan perempuan juga harus memiliki kartu identitas nasional yang independen dan memiliki setidaknya pendidikan sekolah menengah atas.
Pelamar yang menikah dengan warga negara non-Saudi tidak diterima.
Hakim Perempuan
Pada Januari 2021 lalu Arab Saudi mengumumkan "segera" akan menunjuk perempuan sebagai hakim pengadilan seorang pejabat, dalam reformasi sosial yang berkelanjutan selama beberapa tahun terakhir.
Demikian dilansir Arab News Sabtu (16/01/2021)
Hind al-Zahid, wakil menteri pemberdayaan perempuan di Kementerian Sumber Daya Manusia dan Pembangunan Sosial, mengatakan, “Perempuan Saudi akan segera mengambil posisi hakim. Ada inisiatif di beberapa tingkat.”
Dalam wawancara dengan Al-Arabiya, Al-Zahid menegaskan kembali keinginan Kerajaan untuk mengejar pemberdayaan perempuan, terutama dalam memungkinkan perempuan untuk berpartisipasi di berbagai bidang.
Al-Zahid menunjukkan penanda internasional yang telah membuktikan kemajuan Arab Saudi dalam hak-hak perempuan, terutama mencatat partisipasi wanita Saudi di pasar tenaga kerja Kerajaan telah melebihi harapan.
Angka partisipasi mereka saat ini sudah mencapai 31 persen, dan menurut Al-Zahid hal tersebut adalah kemajuan yang sangat besar.
Sedangkan untuk sektor PNS, angka partisipasi perempuan Saudi meningkat dari 39 persen menjadi 41 persen, dan sebagian besar berada di sektor pendidikan dan kesehatan disamping sektor lainnya,” kata al-Zahid.
Sumber: Arab News/Kompas.TV/Tribunnews.com